jejak langkah

Selasa, 06 Maret 2012

MEMILIH BINTANG

Eva sedang dihalaman rumah, kepalanya tengadah memperhatikan jutaan bintangyang bertaburan dilangit malam. ”Eva sudah mlm,. Kemarin kamu baru masuk angin,.cepat masuk nak1”tegur Ummi lembut.yang ditegur masih asyik memperhatikan bintang. ”bentar mi,kata temen Eva dan koran-koran malam ini bulannya akan muncul dua,” ujar Eva dengan penuh keyakinan. ”Eva lagi mencari bulan yang satunya lagi mi,kok tidak ada yah?” ”Eva keheranan sendiri.”kata temen Eva bulannya sebesar bola tenis.warnanya merah.” Ummi geleng-geleng kepala.” bukan bulan itu,tapi planet mars.warnanya merah dan kalau dilihat pakai mata telanjang memang tidak terlihat, terang Ummi. “iya, maksudnya Eva yang itu mi. Eh mi,emang mata ada yang pake baju ya?kok ada mata telanjang segala?” entah Eva lagi iseng atau emang tulalit,. Eva bertanya pada Ummi dan Ummi cuma tersenyum. Faris baru saja keluar dari kamar. Habis menyelesaikan soal-soal matematika SPMB membuat punggungnya pegal.tiba diluar dia langsung ikut nimbrung.” wah yang ngaku anak gaulkok kurang gaul sih?.makanya baca koran,jangan Cuma nonton tev dan denger radio.sinetron saja yng dipelototin.dengerin berita sekali-sekali dong..”Faris langsung memberi wejangan padaadeknya yang semata wayang itu. Yang diberi wejangan boro-boro terima, bibirnya langsung cemberut kerucut. Hu... siapa yang tidak gaul?!emang mas Faris yang cerewat kayak kakek-kekek!Eva juga tahu alau itu buntang mars yang lagi deket sama bumi.’ ”bukannya bintang tapi planet!’ralat Faris. ”iya..iya..tahu.sudah,sudah...t dak usah ikut-ikutan Eva.masuk lagi sana!” ”ampun deh, anak Ummi ni galak amir.makanya mi...lain kali itu Eva gak boleh dikasih makan daging dan sejenisnya. Penyakit darah tingginya kambuh. Mudah marah mi, he..he..”ejek Faris.yang diejekin sudah siap melempar dengan sandal jepit. ”Faris,sudah. Kamu juga masuk sana. Eva ayo cepat masuk, Abah sebentar lagi datang.kamu belum belajar”, Ummi mngingatkan. ”abis mas Faris sih, usil” “siapa yang usil?orang ngasih tahu yang bener juga.tuh mi...anaknya Ummi suka ember.gosip mulu sama teman-temannya.” “mas Farissss!teriak Eva mengejar Faris yang melarikan diri dari lemparan maut sandal jepit Eva. Faris berlari kekamarnya tapi lupa menutup pintu. Eva tiba-tiba sudah ada didepan mata Faris lengkap dengan sandal jepit yang siap meluncur dari genggaman tangan kecil Eva. “ampun...ampun...mas Faris nyerah deh!”Faris meringis, jangan dilempar, plis, nanti mas Faris beliin cokelat ya. Tapi jangan lempar tu sandal jepit. Kasian sandal jepitnya tar dia minder kalau dipake melempar orang ganteng kaya mas Faris hehe...”Faris mengangkat tangan. ”hu..sok ganteng!Mmm...cokelat ya?”mata Evamembesar seketika demi mendengar nama makanan favoritnya!wah, boleh juga tuh!tapi yang paling mahal ya!awas lho!ancam Eva. ”iya...iya tapi mas Faris minta satu syarat lagi sama kamu,”pinta Faris. Wajah Eva yang sudah ceria kembali cembrut. ”tidak mau!ujarnya ketus. ”ehhh... dengar dulu anak manis, jangan galak dulu. mas Faris mau nanya dikit...saja” ”tanya apa?” ”kemarin kan Eva sudah tahu kalau mas fais mau jadi penyiar radio di jivo Fm itu, nah, kemarin kamu kasih tahu ke teman mas Faris ya?”bisikFaris pada telinga Eva.Faris takut Ummi dengar rencananya itu.ini kan proyek rahasia.proyek kejutan untuk semua. Sayangnya Eva mengetahui itu semua sebelum waktunya.maklum, itu anak suka ngobrak-ngabrik kerjaan Faris. ”emang kenapa?” ”tidak apa-apa sih. Cuman lain kali jangan bilang siapasiapa dulukalau mas Faris mau ikutan seleksi itu. Kan belum tentu diterima. Nah tugas kamu yang terpenting sekarang, kamu harus jaga mulut, jangan sampai kamu bilang dulu sama Ummi atau Abah. Mas Faris nanti bisa gak boleh ikut sama Abah. Gitu...ngerti? jadi kamu pura-puranya tidak tahu saja kalau mas Faris lagi ikutan itu.OK?!”jelas Faris pada Eva. ”kalau gitu cokelatnya harus dua dong cokelat tutupmulut sama ganti lemparan sandal ini...hihihi...,”Eva nyengir. Gilian Faris yan cemberut. ”huu, cewek matre...cewek matre...kelaut aje...!”ledek Faris. ”cowok kere..cowok kere...cuekin aje...!wek...!balas Eva. ”ya sudah,pokoknya kamu janji tdak bilang siapapun.jangan ngember kayak kemarin.OK!tugas kamu sekarang do’ain mas Faris daripada ngember terus.dua hari lagi seleksi tahapselanjutnya. Kalau mas Faris keluar gak lama, itu tandanya mas Faris lagi latihan ditempat temennya mas hafid.dia juga penyiar. Nanti kan asyik punya kakak keren yang jadi penyiar.kamu bisa ikut-ikutan terkenal lho...terenal sholeh, ganteng, sabar,penyayang, baik hati, tidak sombong, tAbah,bijaksana...” Faris terus mengoceh.sedang Eva sudah raib dari kamar itu,melarikan diri.tidak tahan dengan ocehan kakanya.aduh...tidak kuat Ummi! Hari minggu tida seperti biasanya bagi Faris. Hari minggu ini lbih terasa pasalnya, hari ni adalah hari H seleksi calon penyiar tahapkedua.dari limapuluh pendaftar penyiar pelajar, yang terpilih untuk seleksi tahap slanjutnya hanya 20 orang. Tak disangka tak dinyana Faris termasuk didalamnya. Padahal Faris sudah sempat down ketika sekali waktu tim uji yang seorang wanita seksi mengajaknya salaman. Tapi Faris hanya menyembahkan tangan didadanya. Wanita itu sempt kelihatan terkejut dan menatap heran pada Faris. Wajahnya langung sinis.untungnya Faris langsung memberi senyuman ramah. Faris sempat berpikiran negatif. Ada kekhawatiran dihatinya. Wah bisa dianggap eskrim, eh ekstrimis nih.tapi....tdak apa-apa, bukannya itu satu kebenaran. Satu point dakwah buat farus. La haula wala kuwata ilabillah!begitu pikir farus waktu itu. Hasilnya?alhamdulillah tahap seleksi pertama sudah dilalui. Sekarang tahap kedua. Setelah diwawancara sekarang saatnya menunjukkan kemampuan kepenyiaran. Bercuap-cuap didepan mix.dengan menggunakan dua bahasa. Bahasa indonesia dan bahasa inggris. Waktu menunjukkan pukul 08.00. Faris sudah mempesiapkan motor. ”mi hari ini Faris ada acara penting dengan teman. Do’akan ya mi...sukses acaranya!”pinta Faris pada Ummi tanpa menjelaskan apa yang akan dilakukanya. Ummi hanyamengangguk. Faris mencium punggung tagan Ummi. setelah itu Ummi sibuk sendiri. Beliau juga mau pergi. Mengisi pengajian ibu-ibu dikampung sebelah. Abah?beliau memang Belem pulang dari kemarin. Sedang Eva, menyeringai ganjil.”jangan lupa janjinya ya!”celetuk Eva,mengingatkan pesan sponsor. Faris hanya mengangguk. “met berjuang ris, semoga sukses”. Teriak mas hafid yang sedang mencuci bajunya dibelakang, menjawab pamitan Faris dari ruangtamu. Faris segera menunggangi motor honda cepernya. Tancap gas dan bruuummmm...! motor itu segera melaju membawa Faris menuju studio Jivo Fm. Kesibukan lalulintas jogja yang lebih ramai dihari minggu, tak menyurutkan tarikan moto Faris yang diatas rata-rata.jalan-jalan dijogja memang sudah Faris kuasai. Tidak lebih dari 30 menit Faris sudah sampai ditempat tujuan. Setelah menyimpan motor diparkiran, Faris beregas menuju studio mungil, Jivo FM. Situasi sudah cukup ramai. Sebagian peserta sudah hadir disana. Tangan Faris agak sedikit keringatan. Grogi juga nih. Tapi Faris segera menarik nafas, ups...tak biasanya ia grogi. Mungkin Faris telalu berharap banyak untuk bisa masuk menjadi penyiar. Sesuatu yang sebenarnya ia impikan sejak dulu. Tapi ia segera mengingat jurus menghilangkan grogi yang pernah ia dapatkan dari majalah yang ia baca.biasanya sih jitu. Faris menarik nafas, mulai menata hati. meluruskan pada niat semula. Bismillah, gumamnya pelan. ia pasrahkan semua pada Alloh.bukankah kewajiban manusia itu hanya berusaha. Sedang keputusan terbaik itu hanya ada ditangn Alloh. Faris yakin Alloh akan memberikan yang terbaik untuknya. Baik itu berupa kegagalan, ataupun kebrhasilan dalam seleksi nanti. Berpikir positif!bisik Faris pada hatinya. Its all for dakwah, man. Faris menarik nafas.setelah merasa cukup lega, ia segera mempersiapkan beberapa materi tes yang sudah ia persiapkan sebelumnya. Hanya mengecek ulang, dari persiapan-persiapan semalem. Mantap!perasaan Faris bertambah lega. Waktu terus berlalu, setelah pesrtamenyerahkan kaset rekaman suara mereka masing-masing,seleksi segera dimulai. Peserta dengan urutan awal sudah masuk studio siaran.Faris sendiri mendapat nomor urut 15. Faris pun segera mencari teman mengobrol. Menunggu sambil diam, wah bisa menambah beban pikiran. Mending cari teman. Siapa tau dapat saudara seiman. Beberapa menit kemudian Faris sudah mendapat kenalan. Seoramg siswa SMU Budi Pekerti. Namanya Wiwied. Orangnya asyik juga, cukup baik lagi. Ahirnya suasana yang paling menegangkan itupun datang juga. Gilirannya menunjukkan kebolehan menjadi penyiar! aHmmm...bicara didepan umum, bagi Faris itu sudah biasa. Pengalamannya memberi sambutan atau memandu kajian itu sudah makanan seari-hari.tapi...bicara sebagai penyiar radio, itu lain lagi ceritanya. Faris pun segera meyakinkan diri, toh dia sudah berusaha mempersiapkan diri secara maksimal apalagi yang lain juga kelihatannya sama saja seprti dirinya. Coba-coba! Faris melangkahkan kaki memasuki ruang studio yang cukup mungil itu.ruangan bercat kuning dengan AC didalamnya, trasa sangat dingin. Ada Headphone dan mix yang sudah menunggunya disana. Seorang operator menghadap kearahnya.dia memberi instruksi dari ruang sebelahyang tepisah oleh kaca bening. Faris segera duduk dikursi penyiar. Memantapkan posisi agar suara yang keluar lebih lancar. Lalu dikenakannya headphone dan diaturnya posisi mix agar sesuai dengan posisi mulutnya. “Sudah siap?”tanya sang operador. Faris mengangguk cepat. ”Baik, saya hitung. Satu...dua...tiga...mulai!”operator menggerakkan tangannya, tanda mempersilahkan Faris untuk bicara. Faris segera melaksanakan perintah-perintah yang diinstruksikan sebelumnya. Tahap pertama tes, Faris diberi teks berita kecelakaan. Dia ditugasi membaca berita itu seperti penyiar radio membawakan berita. Walau ada keringat dingin merembes didahinya akibat agak grogi, Faris mampu membawakannya dengan cukup baik. Tugas selanjutnya, Faris bertugas memandu acara untuk anak muda. Anak gaul. Disini Faris agak sedikit kikuk. Bukan apa-apa, ia harus menyebutkan beberapa grup band atau penynyi asing yang selama ini tidak ia kenal. Bahasa yang dibawakanpun harus gaul. Sesuai dengan acara anak muda. Susah payah Faris mengeluarkan semua koleksi bahasa gaulnya. Lumayan ternyata bahasa candanya dengan Eva dan kejahilannya selama ini yang kadang-kadang diprotes temannya dirohis malah bermanfaat. Tahap selanjutnya, membacakan teks bhasa inggris. Ini point penting bagi Faris. Bahasa inggrisnya cukup bisa diandalkan. Tes akhirnya terlewati sudah. Faris menarik nafas lega. Ia segera keluar dari ruangan sudio itu. Wiwied teman barunya tersenyum menyambut. Dia sudah selesai terlebih dahulu Faris segera pulang. Pengumuman baru akan diketahui seminggu kemudian. Dan waktu seminggu ini, akan menjadi saat-saat yang menegangkan bagi Faris. Duh, kuat gak ya?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar