jejak langkah

Selasa, 06 Maret 2012

Lagi-lagi Masalah

Luegaaa!!Faris mengangkat kedua tangan keudara dengan terkepal. Wajahnya tersenyum sumringah. Disambutnya angin menerpa wajah. Lalu menghirup nafas dalam-dalam. Huuuaaaahhh! ”sekali lagi terimakasih ya pan,. Jurusmu jitu juga. Emang bener, ortu itu buksan untuk dimusuhi. But untuk didekati hehehe. Misiku berhasil kemarin. Ok, selanjutnya kita susun rencana kedepan!Go..go.. go..!” Faris penuh semangat persis seperti orang klebihan doping. Tapi Pandu tetep adem ayem! ” huh kamu ini asal go go! Mau go kemana?” cetus Pandu. ”maksunya kita langsung bergerak,sesuai rencana. Tulalit amat,”dFaris sebal, semangatnya tidak ditanggapi positif. ” bukan tulalit kawan. Go sih go, tapi ini msalah hambatan kerja. Kita tidak bisa go sesuai rencana. Ada masalah baru!” pand kali ini serius. Masalh? Emangnya ada apa?” Faris sedikit menurunkan derajat kebahagiaannnya, mukanya mulai serius. “ biasa, masalah birokrasi plus kong kalikong. Kayaknya ada yag kurang suka dengan proyek kita. Suudzon sih, but ini sekedar analisa awal. ”Pandu menerangkan.”apa bedanya, batin Faris. ”Hmmm birokrasi ....maksudnya?” ” kamu tahu kan sebelum ini ada persyaratan yang cukup berat untuk acara kita. Sebelumnya rencana acara kita diradio lancar-lancar saja. Tapi kemarin saat aku bertemu ibu yuni lagi, dia menjelaskan beberapa syarat untuk acara kita. Dan cukup berat!”Pandu terlihat jengkel. Ditendangnya batu-batu kerikil yang ia lalui disepanjang jalan menuju halaman jivo FM.”Hhh...ada-ada saja,” desahnya. ”Ok, syaratnya berat. Tapi kamu belum menjlaskan syarat-syaratnya itu apa?”Faris kmbali menylidik. Sedikit banyak dia juga cemas. Sebab acara yang sedang diusahakannya adalah satu-satunya alasan ia menolak keinginan Abahnya. Kalau proyek ini gagal, wah bisa berabe kang! ”pertama kita hanya dibri masa percobaan selama satu bulan. Pendek banget kan? Kalau aara itu ratignya tinggi atau memenuh standar minimal, acara bisa dilanjutkan. Tapi kalau jeblok. Ijin bisa dicabut dan aka diganti dengan acara yang seperti biasa yang sudah jelas reputasinya. Yang kedua, masalah penbiayaan operasional semacam penyediaan kaset dan CD untuk pemutaran tembang, kita yang tanggung. Plus sponsor kita yang cari sendiri. Ibu yuni tidak mau menjanjikan untuk membantu kita.alasannya dia merasa acara kita ini terllu sempit segmennya. Dia beralasan kurang tahu pihak mana saja yang pas untuk jadi sponsor acara ini. Tidak masuk akal banget kan?pokoknya aneh bin ajaib. Mana ada manajer pemasaran yang bisa seenaknya kayak gitu. Gemes aku!”Pandu meraih sehelai daun bunga sepatu yang dilewatinya. Lalu meremasnya hingga lumat. Apa salah dan dosaku, rintih bunga sepatu. ”so, kita harus bagaimana?” ”so?so kita harus cari sendiri semuanya . payah kan?!”Pandu mengeluh panjang., pendek dan sedang. Penjelasannya cukup mengaduk aduk otak Faris. Faris masih diam. “ayo dong, ris!gimana nih!”Pandu tidak sabaran,. Diguncangnya tubuh faruis yang mungil. Sabar dong pan.aku juga lagi mikir nih. Kita janga brprasangka buruk dulu sama bu yuni. Sejauh yang aku ketahui dia cukup menanggapi positif acara kita kok.” ”ralat!bukan berprasangka buruk, tapi sekedar analisa awal atau bisa dibilang dugaan.”Pandu kembali menegaskan. Faris nyengir, itu mah kembar mas podo wae batinnya .prasangka dan dugaan.”Ok!ok!yang jelas kita harus banyak melobi pihak-pihak yang bisa mendukung kita . yang sekarang mendesak adalah mencari jalankeluar untuk masalah ini. ” haris tiba-tiba menghentikan bicaranya. Pandu menunggu heran. ”ssstttt ....sudah dulu penbicaraannya. Tuh orang yang sedang kita bicarakan nongkrong didepan studio.yuk kita segera masuk. Acara kita bentar lagi mulai.telat bisa gawat.mengurangi point kita dihadapan ibu kita tercinta. Besok malam kita bicarakan solusinya.OK, Faris menjabat tangan Pandu. Pandu mengangguk. Mereka segera memasuki gedung jivo FM yang mungil tapi ceria itu. Diteras depan ynag berwarna kuning oranye terlihat beberapa remaja puteri bergerombol. Sengaja mian kestudio. Jivo FM memang tempat mangkal anak-anak ABGseusia SLTP dan SMU. Karena memang mereka doyan banget dengan acara acara di jivo FM yang menurut mereka keren-keren. Dari sound sistem mungil yang dipasang didepan terdengar suara lagu-lagu barat yang lagi ngetop terdengar. Suatu saat dari sound siystem itu akan berdendang lagu-lagu nasyid dan hal-hal yang lebih islami. InsyaAlloh! Bisik Faris pada Pandu. Pandu mengangguk. ” tentu karena kita akan memperjuangkannya. ” Dua jam berlalu cepat. Faris dan Pandu mengikuti pelatihan dengan penuh semangat. Udara diluar sudah semakin sejuk. Kakek matahari yang sudah lanjut usia mulai ngumppet dibatas bumi bagian barat. Cahaya jingganya menaburi kota jogja yang eksotis. Burung-burung pipit mulai pulang kesarang. Itu tandanya adzan maghrib akan segera berkumandang. Dan itu artinya Faris dan Pandu harus mengakhiri acara latihan mereka. Mereka berpamitan pada dimas sang opreator, Faris dan Pandu bermaksud kemushola.” barengan sholat yuk mas,” ajak Pandu pada dimas. Yang diajak hanya tersenyum.kemudian menggelengkan kepala. ” kepalang nih, masih sibuk. Belum beres kerjaannya. .” Pandu tersenyum kecut. Dia sudah tahu jawaban apa yang akan ia dapat dari dimas. Orang yang berjasa membantu Faris dan Pandu untuk bisa bekerja di jivo Fm itu memang belum mau sholat. Menurut infi yang bisa dipercaya sih, da latarbelakang kekecewan dirinya yang membuat dia jadi ogah-pogahandalam menjalankan perintah Alloh. Faris dan Pandu bellum banyak tahu. Tapi itu PR buat mereka berdua, dakwah, man! Mereka segera menuju masjid disebelah barat studio. Dimushola hanya ada pak satpam. Mushola itu memang lebih banyak kosongnya daripada isinya. Sayang sekali pikir Faris. Mushola mungil yamg begitu kokoh dan indah hanya menjadi momen bisu pelengkap keindahan bangunan studio Jivo FM. Tapi kenapa begitu? Faris menarik nafas dalam-dalam. Itulah salah satu alasan Faris ada disitu. Mencoba mengerti dunia hiburan dan seni yang seringkali jauh dari sentuhan cahaya ilahi. Faris yakin, keadaan itu bisa dirubah. Walau sedikit demi sedikit. Ris, ayo cepat wudlunya1 ingat Pandu. Keburu malam. Aku sudah ditunggu mama. Mau diajak ke rumah nenek, beliau sakit!”. ” iya tunggu sebentar.duh anak mama nih patuh banget. ” ” tentu dong, surga dibawah telapak kai mama, bung!”Pandu bangga. Faris Cuma nyengir geli. Selesai wudhu mereka sholat berjama’ah brtiga bersama pak satpam yang kebetulan posnya tepat disamping mushola itu. Selesai sholat Faris kembali mengingatkan janji mereka.oh iya jangan lupa ya. Agenda besok malam!kita mau bahas soal investigsi penyebab masalah acara kita. Sekaligus mencari solusi. Plus lagi mencoba mencari orang-orang yang bisa bantu konsep acara kita. OK!” ”OK, ok ingat kok. Aku sudah mencatatnya dalam otak.!” ” tapi pas waktunya kamu lupa” tuduh Faris.’tidak lah. Dijamin!”elak Pandu. ”tidak yakin!”Faris ragu ” harus yakin!”tegas padu kesal.. ” tapi kamu pelupa!” Faris masih ragu. ”Tapi sekarang tidak!” ”ah sudahlah malah berdebat. Pokoknya inget besok malam kita ada agenda. Mamamu udah menunggu dirumah tuh. Awas besok tidak ada acara dengan mamamu ya.!ingat itu. ” kecuali mama minta.””dasar anak mam, susah” ” bukan anak mama, anak yang brbakti pada mama! Jelas Pandu. ”iya, udah ah kita pulang!ajak Faris. ”oh iya!” seru Pandu. ”apalagi?” ”tempatnya dimana ya?” ”rumahku, OK. Tandas Faris. Pandu mengangguk.mereka berdua pun bergegas menuju parkiran. Segera terdengar suara deru motor bebek ceper Faris. Seepat kilt dua tubuh makhluk –makhlukmungil itu telah dibawa keluar dari piontu gerbang studio Jivo FM. Pandu menghentikan vespa hijau mudanya. Gemuruh suaranya sirna seketika. Sebelum Pandu memencet bel. Faris sudah menampakkan diri dari balik pintu rumah. ”telat tigapuluh menit lilapuluhlima detik. ”berondong Faris. Senyum Pandu yang baru mengembang segera menciut. ”jawab salam dulu kek. Langsung main hitung aja ni anak” gerutu Pandu, Faris nyengir. ”ok saudaraku, tadi aku sudah jawab kok salammu. Kamu saja yang tak dengar. Sekarang aku menyambutmu silakan masuk dan silakan duduk. Tapi sesuai kesepakatan jika telat menepati janji harus ada sangsi. So, ?!”Faris menyeringai jahat. ” iya aku tahu. Bakso kan?” ”tahu ...tahu...!”Pandu galak. Sekarang kita mulai susun strategi kita!” Setelah situasi memungkinkan akhirnya merekamulai bicara srius. Ditemani susu hangat buatan Ummi. ” tindakan pertama yang harus kit tempuh adalah memperjelas keputusan bu yuni itu. Maksudku kita perlu melkukan lobi lagi. Sekaligus cari tahu permasalahan. Menjelaskan sgi keuntungan dari acara kita. Dan kita harus bisa meyakinkan. Salah ku juga sih, aku waktu itu hanya meyakinkan tim produksi kreatif.aku lupa kalau mereka saja tidak cukup. Lagian pas aku presentasi acara itu bu yuni tidak datang. Kali ini. Salah siapa coba? ”salah kamu, he,”celetuk Pandu iseng. Faris tidak bereaksi. Pandu kembali serius. ”Ok, langkah selanjutnya?” ”yang jelas, kita butuh bantuan untuk mempercepat popularitas acara kita.sekaligus hal ini akan menimbulkan daya trik bagi pengiklan. Kita harus bisa membuat acara kita punya ratingyang tinggi. Soalnya dari segi format acara kita cukup punya keunggulan. Acara nasyid untuk kawula muda belum ada diradio lain. Ini bisa menjadi alternatif satu-satunya. So, kit abisa membuat posisi tawar kita tinggi.” ”caranya?” sela Pandu. Faris terdiam sejenak. ”Hmmm, kita kan punya huungan baik dengan grup-grup nasyid yang culup terkenal. Khususnya untuk jogja ini. Nah mereka kan banyak. Dari itu kita jalin kerjasama. Mereka kita usahakan dapet publikasi diradio kita. Dan kita minta tolong disetiap acara mereka untuk mengiklankan acara kita. Kerjasama yang cukup baik kan? Dan tentu saling menguntungkan. Jalan lainya , kita coba jalin kerjasama dengan seluruh rohis ynag ada di SMU se-jogjakarta. Mereka kan cukup banyak. Lagipula aku yakin mereka juga akan senang dengan format acara yang kita buat. Skalian ladang ekspresi mereka.”Pandu mengangguk-angguk dengan apa yang dikatakan Faris. ”Ok, jadi kesimpulan. Kita bgai tugas. Aku lobi lagi bu yuni. Kamu mencoba menghubungi beberapa manajer grup nasyid, plus menghubung jaringan rohis s jogjakarta.” Sekali lagi Pandu mengangguk-ngangguk tidak menolak kta-kata Faris. ”ada ide lain?tanya Faris. Pandu terdiam sejenak lalu menggeleng. Setelah mendapat keputusan langah yang harus dilkaukan dan menentukan target waktu , acara rapat yang cukup serius, walau diikuti oleh dua orang selesai sudah. Susu cokelat yang trsisa segera dihabiskan. ”ris, aku harus sgera pulang.” ujar Pandu akhirnya. Sedari tadi memnag agak gelisah. Terbukti matanya tak terlepas dari jam tangannya. Faris sudah menghitung sekitar 20 kali Pandu melihat jam tangan. ”ditunggu mama ya?tanya Faris bernada meledek. ”huuh kamu!!”Pandu keliatan tak suka. ” ya pulang sana. Tapi jangan lupa baksonya besok ya!”ingat Faris, Pandu hanya diam.””aku mau pamit Ummi ”pinta Pandu. ”Faris segera bangkit dari kursi, memanggil Ummi.Abah Faris masih diluarkota. Setelah berpamitan Pandu segera melesat denganvespa hijau mudanya.membelah dinginnya udara.kota jogja dimalam hari

Tidak ada komentar:

Posting Komentar