jejak langkah

Selasa, 06 Maret 2012

DUH...

Telat lagi kamu ris?” tanya Pandu. Faris tidak menjawab. Wajahnya masih merah, penuh keringat. Buku catatan yang seharusnya untuk mencatat, untuk sementara dialih fungsikan menjadi kipas. ”abis darimana sih ris?kayaknya capek banget. Lagipula aku lihat kamu, makin sering saja telat mengikuti bimbel. SPMB sudah semakin dekat sekali ris. Kamu jangan terlalu capek ngerjain yang lain. Bahaya!Pandu bicara panjang kali lebar memperingatkan Faris. Yang diingatkan masih mengipas-ngipasi dii dengan buku. ” iya nih pan, kamu trahu sendiri,aku sedang mengikuti masa pelatihan lanjutan diradio. Beberapa hari ini aku banyak keluar. Tugas diradio banyak. Belajar liputan lapangan,” ujar Faris bernada mengeluh. Kamu coba mulai bagi waktu, ris. Kamu harus seimbang dong. Kamu kan masih ada tugas belajar. Masih ada SPMB yang menunggumu ris. Jangan lupa radio itu memang penting bagimu. Ingat lho ris...SPMB tinggal dua minggu lagi. Waktunya tinggal sebentar.” ” iya aku juga tahu dan ngerti. Tapi gimana? Susahjuga kalau kerjaan numpuk belajar juga kurang konsen. Pan, bantu aku ya. Minimal kamu temani aku belajar dirumahku. Biasanya abis pelatihan diradio aku langsung ngantuk,. Perasaan capk banget. Aku takut ketahuan Abah nih. Bisa berabe. Ummi juga sudah sering ngingetin.” ” ya sudah nanti aku jadwalkan belajar dirumahmu. Tapi aku juga tidak bisa tiap hari. Tidak enak samamama . masa tiap malam tidak ada dirumah. Mungkin aku kerumahmu nginep tiga hari sekali. Nanti kamu gantian nginep dirumahku, OK!” ” iya deh, thanks ya sebelumnya. “ “ sama-sama yang penting jamuannya yang istimewa ya. He he!” Pandu nyengir. Lucu lihat Faris stress. ( wah gawat masa orang stress dibilang lucu?) “ beres pan, nanti aku minta Ummi bikinin kamu bajigur. Dijamin hangat sepanjang malam. Udah ah, !ngomongin makanan mulu” ” iya nih , kasihan pak surya nih yang sudah nerangin didepan kelas. ” Pandu mengangguk setuju dengan pendapat Faris. ” ya udah, sekarang kamu peratikan pak surya. Nanti aku pinjam catetanmu. Sekarang aku mau istirahat dulu yah. Aku tahu kok kamu memang orang terbaik sedunia pan. Jadi aku jamin kamu bakal pinjamin catetanmu buatku. ” ” dasar! Rayuan gombal tidak laku disini ris. ” Pandu dongkol, giliran Faris yang nyengir. ” huh, dasar malas!” geruu Pandu. Kali ini bibirnya bener-bener kerucut. Faris baru saja sampai dirumah. Pukul 22.00 mesin honda segera dimatikan sebelum membuka gerbang. Faris khawatir kalau suara motor ceper nya itu membangunkan seluruh isi rumah ( kalau emang udah pada tidur). Halaman hening. Hanya lampu neon dan kursi-kersi yang setia nongkrong diteras rumah. Hati-hati Faris membuka gembok pagar dengan kunci duplikat miliknya. Segera Faris menuntun motor kesebelah, menuju garasi. Dibukanya pitu garasi dengan kunci yang sengja diduplikat juga. ( maklum keluarga Faris kan kluarga yang sibuk atau kadang nyibuk-nyibukin diri., jadi setiiap penghuni harus punya duplikat kunci rumah biar tidak menderita terkunci diluar saat yang lain pergi). Hati-hati Faris membuka dan menutupnya. Lalu masuk ke pintu yang menghubungkan keruang tamu. Dari ruang tamu yang gelap, Faris mengintip ejenak keruang tengah. Runangannya masih terang. Lampu masih belum dimatikan. Tapi Faris tidak melihat seorangpun diruang itu. ”aman!” gumam Faris, melihat tak ada orang yang diruang keluarga itu. Dia segera egas menuju sofa. Dilemparnya tas gemblok berwarna biru yang berisi buku-buku bimbelnya. Faris segera membaringkann diri. Meluruskan tulang punggungnya yang terasa mau melengkung karena kelamaan mengendarai motor dan duduk. Nyaris tanpa aktivitas lain. Baru saja Faris hendak memejamkan mata ketika sosok yang sangat ia kenal keluar dari balik pintu dapur. Berikutnya makhluk jail yang sangat ia kenal melintas masuk kamarnya sambil membawa semangkuk mie panas. Pasti Eva baru saja minta diantar kedapur untuk membuat mie rebus. Biar tomboy, Eva memang penakut kalau sendirian. Tapi makanya banyak. Lho malah nyeritain Eva? Kembali ke Faris. ” dari mana ris? Sapa Ummi penuh selidik. Sebelum Faris sempat menjawab pertanyaan singkat yang memerlukan jawaban panjang itu, Ummi sudah melnajutkan bicaranya. ” masa setiap malam pilngnya telat. Bukannya tugasmu sekarang Cuma bimbel? Ingat ris, sebentar lagi kamu mau SPMB. Kalau kamu tidak jaga kesehatan Ummi khawatir kesehatanmu akan terganggu.”Ummi memulai pembukaan nasihatnya. Bimbel tambahan buat Faris nih! Frais sebenarnya sudah sangat khawatir Ummi akan menasehatinya panjang lebar. Bukan tidak mau dinasehatisih. Tapi kasihan Ummi . karena kalau Faris dinasehati sekarang. Ituartinya nasehat Ummi akan sia-sia. Kesadatan Faris saat ini mungkin tingal seperempat dari yang seharusnya. Faris baru akan memberitahu pada Ummi tentang kondisinya. Tapi pada saat mulut Faris mau terbuka, Ummi sudah lebih dulu meluncurkan kata, tak kurang dari dua puluh kata kerja. Benda subjek,predikat dan keterangan lainnya. ” terus Abah kemarin naya sama Ummi soal kamu. Kegiatan kamu. Kalau setiap malam kamu pulang telat gini. apa yang harus Ummi jelasin sama Abah. Kalaupun belajar kelompok, masa tiap hari sih?lagipula kan kamu sendiri yang biang katanya Pandu mau nginap disini untuk belajar bareng kamu? Hujan pertanyaan keluar dari mulut Ummi. Faris kali ini diam tak menjawab. Soalnya mau jawab aja soal yang terakhir aja kurang kedengaran jelas.yang kedua terakhir sudah lupa. Apalgi yang awal-awal. Bablas tidak ingat sama skali. Faris ngantuk berat. Dasar tidak sopan’! ” Faris, eh malah tidur!” Ummi tadi agak sewot” ” mi, Faris sekarang capek. PR saja ya, jawabnya. ” pinta Faris merengek. Matanya sudah lima watt. ” Ummi Cuma geleng-geleng kepala. Tapi akhitnya Ummi maklum. Lagipula memaksa Faris menjawab semua pertanyaannya itu sama juga mengurangi jatah istirahat Faris. Malah bisa jadi sakit beneran kan?akhirnya Ummi membiarkan Faris istirahat dan dan merelakan jawaban ditunda sampai besok. Ummi kan orangnya baik hati. Paginya pertanyaan yang sama diulang saat sarapan. Kali Faris tidak ada alasan untuk tidak menjawab. Soalnya Ummi sudah menyediakan sarapan bubur ayam yang enak susu satu gelas penuh plus buah-buahan yang segar untuk cuci mulut. Giliran Faris yang bigung campur kenyang. Apakah soal pelatihan itu harus diceritakan pada Ummi. Soalnya walau Ummi sudah tahu Faris belajar siaran di Jivo FM. Tapi dia tidak pernahmejelaskan kalau dia sbenarnya sudah jadi penyiar resmi dan punya tanggungjawab setumpuk sebagaii karyawan radio. Bagaimana kalau nanti Ummi menjelakannya pada Abah? Apa kira-kira reaksi Abah?Faris tidak tahu bagaimana yah? ”Mmmm...mi...sebelumya Faris. Ah susah mi, jelasinnya. Soalnya Faris masih keliata ragu-ragu ketika tiba-tiba Eva muncul dengan cengirannya yang ganjil. Pikiran usil plus jailnya sudah terlihat diwajahnya. Mi, mas Faris itu memang nakal. Jadi bsok-besok uang jajannya jangan dikasih. Biar tidak bisa keluar. Terus tidak bisa pulang malem lagi. Terus uang jajan mas Faris buat Eva saja hihihi. Nah sekarang Ummi boleh melanjutkan acara marahannya sama mas Faris. Mas Faris yang sabar ya! Dan slamat menikmatu omelan umi yang manis asam asin dan pahit.hihihi...”Eva kali ini tersenyum puas. Faris sgera melotot. ”eh...., anak kecil dilarang nguping !kupignya tambah panjang tau rasa lho!”Faris menakuti. Eva Cuma nyengir. ”biarin!jawab Eva sambil menjulurkan lidah. Lalumelarikan diri setelah menggndol bubur ayam jatahnya. Faris dan Ummi geleng-geleng kepala. ” uh ris, jangan layani adekmu. Sekarang teruskan icaramu. “Ummi kembali memfokuskan pembicaraan pada masalah semla. Dikira fatis sudah lupa. Niat hati mau segera melarikan diri. ”Mmmm begini, mi. Ummi sudah tahu kan soal Faris mau jadi penyiar itu? Nah sekarang sebenarnya jadi penyiar itu bukan lagi menjadi keinginan Faris, mi. Apalagi cita-cita. Senuanya kini sudah lewat mi,” jelas Faris. Ummi mengerutkann kening. Bukannya Faris ngotot sekali bercita-cita jadi penyiar. Sampai dia mau kuliah dibroadcasting segala. Sampai-sampai sering belajar dan berkunjung keJivo FM yang radio ABG itu? Nah sekarang malah kenyataannya begitu. Ummi kali ini bingung keningnya berkerut. “ lho kenapa ris?lalu kemarin kamu sampai Abah itu buat apa? Kalau akhirnya begitu kan kamu tidak usah ngabisin tenaga buat bertengkar dengan Abah. Ummi yang rugi kan?masa Ummi jadi marah gara-gara kamu sama Abah. ”Ummi masih tak habis pikir. Faris tertawa kecil. ”iya mi, sekarang ini Faris sudah tidak bercita-cita jadi penyiar lagi soalnya cita-cita itu sudah kesampaian. Faris sudah jadi penyiar beneran di jivo FM. Gitu, mi. Makany fris sibuk banget akhir-akhir ini. Sengaja tidak diberitahukan Ummi sama Abah. Soalnya Faris takut sih, mi. Takut Abah tidak seuju lagi. Lagi pula emang jadinya agak ganggu konsentrasi belajar Faris saat ini, mi. Gitu. Salah sih, Faris tidak blang Ummi biasa laporan sama Abah. Jangan diceritain dulu ya, mi. Akhirnya Faris terus terang. Menjelaskan semua yang selama ini dilakoninya. Dari awal smpai akhir. Ummi terlihat terharu. ” ya sudah, kalau memans itu benar-benar pilihanmu. Kali ini Ummi benar-bnar akan mendukungmu. Ummi jamin InsyaAlloh Abah tidak kan melarang ini itu lagi sama kamu. Tapi kalau bisa kamu tetep konsen sama SPMB-mu. Abah sangat brharap bsar kamu bisamasuk PTN yang bagus. Sedikit banyak iu juga menjadi kebaggaan bagi Abah. ” ”insyaAlloh Faris berusaha, mi.” Ya sudah sekarang Ummi mau siap-siap kesekolah. Kamu slesaikan makan nya. Terus tolong bereskan sndiri mja makanya.” pinta Ummi’ Faris tidak bisa menolak. SPMB semakin dekat. Tapi Faris tidak mengurangi sedikitpun keibukannya. Sebenarnya itu buka kehendaknya sih. Tapi mau gimana lagi? Dia juga sudahbanyak minta dispensasi pelatihan dan kerjanya diradio. Tapi ya kenyataannya ya dia tetep sibuk. Terkadang juga memang Faris yang salah. Dia terlalu menghayati dunia barunya. Terlalu asyik dengan dunia radio dan segala tetek bengeknya. Dia memang benar-benar berniat jadi broadcaster sejati. Ummi berkali-kali mengingatkan untuk jangan terlalu capek. Pandu yang datang tiap tiga ,malam sekali untuk menginap dirumah Faris dengan maksud belajar, akhirnya juga bekajar sendiri. Soalnya Faris sudah tidak bisa diharapkan lagi untuk belajar. Hanya sedikit-sedikit Pandu bisa bantu. Bantu mengingatkan kalau besok ada try out. Bantu menjelaskan kalau Faris lagi tulalit dan mngantuk dikelas bimbingan. Tapi puncaknya adalah hari ini. Faris akit. Paddahal besok adalh hari penentuan untuk SPMB. Untungnya untuk semua administrasi soal dikordinir sama sekolah. Faris terlalu repot lagipula Pandu cukup banyak membantu. Tapi ya itu,sekarang Faris Faris sakit. Apakah besok masih mungkin ikut SPMB? ” pokoknya kamu sekarang isirahat total. Tidak usah mikirin apapun dulu. Percuma dipikirin juga kalau kamu sakit,” nasehat Pandu. Sebenarnya itu yang diinginkan dari dulu oleh Faris.tidak usah mikir apa-apa biar bisa istirahat. Tapi mna bisa. Malu juga klaau tidaklulus SPMB. Apalagi boleh dibilang Faris kan juga termasuk anak cerdas disekolah. Masa tidak tembus SPMB?malu banget! Ummi pun berusaha menunjukkan kemeklumannya. Pun Abah. Sikapnya sungguh tak terduga. Saat itu Faris sakit, ternyata beliau menunjukkan simpati yang sebelunmnya tidak pernah Faris bayangkan” Faris jadi terharu beberapa hari ini, Abah jug arajin dirumah.walau tetap tidak sepenuhnya dirunah. Abah agak beda sekarang. Tidak sekeras yang duilu. Atau karena Faris lagi sakit saja. Entahlah? ” mi, kalau besok Faris masih sakit. Faris mau minta tolong mas hafid untulk nganter Faris. ” Ummi hanya mengangguk. ” yang penting sekarang kamu periksa dulu kedokter. Mumpung Abah ada dirumah. Abah mau mengantarmu kedokter sekarang.” ”Abah? Memangnya Abah tidak jadi kebandung lagi mi?” ”tidak, anah bilang khawatir pada keadaanmu. Apalagi Abah tahu besok kamu mau SPMB Jadi, Abah mengundurkan urusannya kebandung.” jelas Ummi. Faris sampai hampir tidak percaya. Masa sih Abah sampai segitu khawatirnya. Astaghrirullah selama ini Faris sering suudzon sama Abah. Faris jadi malu sendiri. Walau bagaimana pun, adalah orang tua yang tentu saja sayng pada anaknya.” Faris jadi merasa brsalah. Airmatanya hampir mau menetes. Akhirnya Faris mengikuti SPMB juga. , walau dengan kondisi yang sangat tidak ideal Faris terserang penyakit typus.penyakit orang yang keseringan lupa makan. Hafid dengan terpaksa Ummi...mengantar jemput Faris. Beberapa acra dia batalkan. Dua hari, SPMB telah berlalu. Walau tidak yakin dengan ujiannya, Faris bahagia. Ada sesuatu yang dia dapat yang lebih berharga dari apapun. Kini dia sangat tahu, keluarganya sungguh sangat menyayangunya. Ummi yang selalu perhatian. Abah yang selalu bekerja keras untuk anak-anaknya, dan selalu menyempatkan diri untuk bertanya sana sini soal kondisi anaknya. Kemarahannya adalah bentuk kasih sayang beliau. Mas hafid yang kadang mendukung tapi juga menguji. Eva yang selalu usil dan jahil. Bahasa kasih sayang itu selalu ada kalau kita mau memahaminya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar