jejak langkah

Senin, 05 Maret 2012

Everything About Faris

Sudah lama sebenarnya Faris ingin berbicara pada Abah soal kesibukannya. Tapi sepertinya Abah sama sekali belum punya waktu sengggang. Apalagi akhir-akhir ini Abah sibuk bolak-balik Yogya-Bandung untuk mengurusi penerbitan buku hasil karya tulisnya. Ceritanya sekarang Faris mau demo sama Abah. Menurut Faris, Abah itu terlalu sibuk. Setiap hari kerjaanya berkeliling kemana-mana (emang ngeronda terus, ya?). Sedang keluarga, hanya nomor dua!(nomor satu kan emang Alloh...,tul kan?) “Abah berharap anak-anak Abah bisa memahami Abah sebagai seorang ustadz. Abah harus memperhatikan ummat. Melayani mereka. Jadi perhatian Abah harus terbagi-bagi. antara ummat dan keluarga.“ Begitu alasan Abah ketika suatu hari Faris ada kesempatan untukl protes. Sebenarnya protes itu bukan yang pertama kali Mas Hafidz juga pernah melakukan hal yang sama. Tapi ya begitulah, Abah tetap sibuk dengan kegiatan dakwahnya diluar. Faris bukan tidak setuju dengan kegiatan dakwah Abah. Cuma Faris merasa Abah itu kurang memperhatikan anak-ankanya. Ya, Abah itu jarang memnperhattikan anak-anaknya, tapi giliran Abah dapat kabar buruk tentang ank-anaknya, pasti Abah langsiung marah-marah. Kadang Faris sambel banget, eh bukan, maksudnya sebel banget. Kayaknya Abah kurang adil. Pengen terima baiknya saja. Padahal beliau sendiri jarang ada dirumah. Kadang-kadang tidak tahu mkasalah asal marah. Heh bingung! Tapi ya gimana lagi? Abah memang sangat sibuk. Ceramah, ngurus organisasi, nulis buku, ngurusin penerbitannya.macem-macem kerjaannnya dan tidak ada habis-habisnya. Kadang Faris kasihan juga sih. Abah tidak pernah punya waktu istirahat. Tidak hari libur atau hari biasa, pasti Abah punya acara. Jadi harus gimana donk? Kalau Ummi? Untunglah Ummi Faris adalah ibu yang baik sedunia. Ummi jarang sekali marah sama anak-anaknya. Orangnya sabar sekali. Faris lebih dekat sama Ummi dari pada sama Abah. Beliau itu seorang guru di SMU Islam Abu Bakar. Terkadang Ummi juga sangat sibuk. Ngisi ceramah juga. Terutama kalau pengajian ibu-ibu. Kadang juga diajak Abah untuk menemaninya ke Bandung. Soalnya di Bandung Abah punya rumah kontrakan. Tapi itu juga jarang banget. Pokoknya Ummi tak sesibuk Abah. Lagi pula sesibuk apapun Ummi, beliau tetap selalu perhatian sama anak-anak. Sesulit apapun kalau masih bisa pulang, Ummi selalu pulang kerumah. Kelemahannya, Ummi itu tidak tegaan. Setiap kemauan anaknya, jarang sekali ditolaknya, Ummi terlalu serba membolehkan. Memanjakan, istilah Abah. Tapi untunglah Faris punya Ummi yang teramat baik. Mungkin karena kombinasi sifat Abah dan Ummi yang agak berlainan itulah anak-anaknya tumbuh jadi anak-anak yang unik. Mas Hafid, dari kecil cenderung usil dan agak jail. Dia itu anaknya cukup gaul, suka seni lukis dan gambar dan punya kebiasaan nyentrik, maunya beda sama orang lain. Kakaknya Faris yang ini suka bikin yang unik-unik. Ngerjain orang juga salah satu hobinya. Pokoknya sering bikin yang aneh-aneh deh! Tapi dia jadinya kreatif. Sampai dia berkesimpulan untuk memutuskan kuliah di jurusan advertising. Dan kayaknya dia asyik betul disana. Sebenarnya Abah tidak setuju dengan hal itu. Tapi Mas Hafid jalan terus tuh. Maunya Abah, Mas Hafid jadi insinyuuuuuur dakwah. Tapi Mas Hafid milih jadi ustad periklanan. Hi hi hi... “Suatu saat dakwah juga perlu diiklankan, biar laku didenger, bah,” jelasnya pada Abah. Nah lho? Hmm..kalau Faris sendiri, kata orang sih suaranya bagus. Buktinya dia pernah juara MTQ tingkat provinsi. Urutannya? Rahasia dong!! Kalau bernyanyi, suara merdu. Kalau ngomong suaranya asyik,(Tidak sombing nieh, Cuma pamer! Hus sama saja, tidak boleh atuh!) Diantara anak-anak Abah, kata orang juga sih, Faris adalah anak paling soleh. (weks...!!!!!) Sebenarnya ada sinyal ( mang Hp?), bahwa Abah berharap Faris mau meneruskan karier Abah. Tapi...Faris sudah punya cita-cita sendiri. Lain lagi dengan sibungsu Eva. Adik nFaris semata wayang itu emang agak tomboy campur bandel. Abis maennya sama anak laki-laki mulu(ye...emang gaul ama anak laki-laki jadi bikin bandel?). termasuk kedua kakaknya tercinta Faris dan mas hafid. Plus gank sekolahannya yang super unik. Maman, nio, yana dan nanik yang anak gaul abis. Mainan yang dia punya juga warisan semua dari Faris dan mas hafid.mobil-mobilan, robot kecil, komik detektif dll. Tetapi kebiasaan paling buruk yang dia miliki adalah hobi bangety nonton teve dan debgerin radio. Apalagi kalau acara bola atau nacara heboh-heboh ala remaja sekarang. Walah bisa gawat dunia. Lupa makan, lupa tidur!biasanya, jadilah Ummi yang paling cemas. Abah yang paling marah, mas hafid yang paling cuek dan Faris yang paling sibuk nasehatin. Eava sendiri?tetep anteng. Bagi Eva, nonton teve is the best. Wah, gawat...gawat....gawat...! Itu yang paling Faris khawatirkan. Tahu sendiri mkan?acara-acara diteve dan diradio sekarang tidak ada yang sehat. Adanya banyak yang sesat.tapi kalu meelarang si Eva tidak nonton teve atau dengerin radio, sama saja menyuruh batu lari(ih mana batu bisa lari?yang nyuruh aja yang nggak ada kerjaan kali ya..he..he..). maksudnya hampir tidak mungkin. Asli Eva sudah kena penyakit hobi nonton,akut. Ha? Salah asuhan kali ya?hmmmm...apa salah yang mengasuh?tidak tahu! Ummi sudah sering mengingatkan dengan berbagai cara yang halus. Abah sudah sering marah-marah sama dia. Tapi dia tetep cuek bebek!(untung saja tidak jadi bebek beneran, baru nyaho dia!) “ nanti kalau ketinggalan info dari teman-teman kan gak enak, tidak gaul! Emang enak jadi orang yang dikacangin. Kacang kan mahal mas,”tangkis Eva kalau Faris mengingatkan. Emang sih, Faris juga mersa lingkungannya menuntut hal semacam itu,. Kalau sese0oreang tidak ikut mode, tidak up to date dianggap tidak gaul.ketinggalan jaman.katanya kayak tarzan pindah kekota saja. Suasah...susah. jadi remaja jaman sekarang emang susah. Harus waspada. Dimana-mana dikepung “aliran sesat yang menyesatkan”teve, radio, majalah, semua bikin jauh dari islam. Pernah suatau hari Eva bikin ulah. Bikin Abah marah besar.ceritanya, suatu hari ada acara yang sangat digandrungi Eva. Dan acara itu sampai larut malam.malah sampai hampir pagi. Kebetulan waktu itu Abah keluar kota.eh itu si Eva bandel ma;ah nekat nonton sampai acara habis. Pas acara lagi seru-serunya Abah datang tak terduga. Maka terjadilah satu kemarahan besar.Abah membikot teve asampai seminggu.tentu saja seluruh keluarga kebagian getahnya. Herannya tuh anak tidk pernah kapk. Hobi nonton tetep tidak berkurang. Pusiiiiiiiing! Pusiiiiiiiing! Yang jelas karena keadaan adeknya itulah, Faris merasa perlu menjadi orang yang kompeten dibidang media massa. Televisi,radio atau apa saja yang sekarang digandrungi oleh remaja. Kasihan kalu lihat mereka.teve, dan radio, isinya racun semua buat mereka. Cita-cita Faris sekarang, ingin mengubah isi televisi atau radio menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat untuk islam. Bukan menjadi perusak generasi islam. Emang sih, Faris juga seneng nonton teve. Bahkan sebenarnya pernah lebih parah dari Eva. Soalnya dari kecil Faris ingin seperti pembawa acara yang sering nongol di diteve itu.kayaknya kerjaannya seru.mengandalkan suara merdu. Faris kan punya suara merdu juga.(he...pede nih ceritanya!).pernah juga ingin jadi penyanyi dan bintang film.(wah, asyik kali ya,terkenal?). tapi setelah tahu kalau banyak hal yang ada ditelevisi itu ternyata menyimpang, Faris malah jadi ngeri juga. Tapi menurut mas hafid sikap muslim tidak bisa Cuma ngeri dan takut. “kalau kamu punya cita-cita kecemplung (emang masuk got?) didunia pertelevisisan,peradioan, itu bagus. Justru orang-orang sholeh diperlukan didunia hiburan kayak teve sama radio. Soalnya kalau teve dan radio Cuma diisi sama orang yang otaknya kotor, ya bawaannya nayangin acara-acara kotor melulu. Gitu ris!jangan sampai yang soleh-soleh kerjaannya Cuma dakwah didaerah aman. Masjid, mushola, kampus. Ditempat kayak gitu, yang datang kan Cuma orang baik-baik juga. Sekali-kali da’i itu hgarus melanglang buana kedunia yang berbahaya. Kalau di bisa menyebarkan kebaikan didunia berbahaya kaya teve dan radio yang sekarang, itu baru da’i hebat. Kaya aa gym tuh!” begitiu terang mas hafid sama Faris. Bikin hidung dia kembang kempis. Merasa cita-citanya didukung mas hafid. Memang sih biarpun mas hafid itu funky abis, dia tetep syar’i kok. (kayak motto siapa hayo?he he he.) beda dengan adeknya si Eva. Funky se-funky funky-nya. Mungkin karena dia masih bener bener ABG. Belum tahu banyak asam garam kehidupan kali ya?tapi karena Eva juga, Faris jadi lebih semangat mengejar cita-citanya. Walau ada kemungkinan tidak disetujui Abah. Seperti mas hafid. Tapi jangan disebut Faris kalau dia mudah jmenyerah. Tidak la yauw! Tak...u...u...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar