jejak langkah

Jumat, 27 Juli 2012

Sebersit Gumam

Perasaan ini campur baur. Aku tak tahu yang sebenarnya. Sedih dan bahagia. Sedih karena aku baru menyadari ini semua bukan miliku. Ini semua bukan mimpiku. ini mimpi dia. ini mimpinya. Aku hanya sebatang pion dalam permainan catur. Semetara aku merasa menjadi seorang master yang berhak untuk mengatur strategi permainan. oh aku baru sadar! Aku salah! aku hanya sebatang pion. Yah hanya sebatang pion yang tak berhak bergerak jika sang master tak memindahkanku. Aku seperti bangun dari mimpi! Aku adalah hanya sebatang pion catur. Aku bukan master. Bahkan aku bukan pemain ingusang. Hanya pion. Pion tak berhak bicara! Pion tak berhak didengar! Pion tak berhak bergerak! Pion tak berhak apapun kecuali menunggu sang master memindahkannya dari satu posisi ke posisi yang lain. Sudah! Aku bahagia. Purna sudah urusanku. Ringan sudah bebanku. Hilang sudah semua gundah resahku. Aku bahagia. Allah membangunkanku lebih awal. Ia membuatku terjaga sebelum semua terlambat. Allah membangunkanku sebelum aku kehabisan waktu untuk bekerja. Mimpi-mimpi indah itu telah pergi. Saatnya aku menghadapi hari yang sebenarnya. Hari-hari penuh kerja dan usaha. untuk ruh dan jiwaku. untuk cinta dan bahagiaku. Aku bahagia. Karena Allah membangunkanku lebih awal.

Selasa, 06 Maret 2012

Fans

Mas Faris ada telepon!” teriak Eva keras-keras. Faris belum juga keluar dari kamarnya. Dia lagi konsen untuk belajar. Besok untuk belajar. Besok ada ujian masuk sekolah tinggi Broadcasting. Cadangan, kalau-kalu nanti SPMB tidak lulus. ”mas fariiiiiis!” untuk kesekian kalinya Eva berteriak. Kali ini sudah bercampur jengkel. Faris segera nongol dari balik pintu demi mendengar lengkingan suara Eva. Eva masiih menunggunya dengan gagang telepon masih ada di genggaman. ”nih! Dari amalia.” Eva menyerahkan gagang telepon. Faris mengerutkan kening. Amalia? Dia lagi?prasaan semalem sudah tuga kali dia telepon.” “ya tidak tahu. Penggemar kali.” Eva bicara asal. ”penggemar...emang gue cowok cakep apaan?”bantah Faris. Eva hanya angkat bahu dan berlalu. Faris baru menyapa orang yang meneleponnya. Amalia anak kelas dua SMU sahabat. Faris belum pernah bertemu langsung dengan orangnya. Tapi kata amalia, dia pernah melihat Faris. Amalia jadi sering menelepon Faris sejak acara JAYUS edisi cinta dan pacaran. Amalia ternmasuk salah seorang ABG yang ikut curhat diacara itu. Tapi karena waktu tudak cukup, terpaksa Faris menjajikan untuk dijawab diluar acara. Sebenarnya untuk urusan janji menjawab itu Faris sudah tunaikan. Tapi justru karena jawabannya itulah Faris jadi meleh sering ditelepon amalia. Kata amalia Faris cukup cerrdas untuk menjawab maslah-masalah nya. Malahan dia ngelamar Faris untuk jadi kakak segala. ( untung tidak dilamar jadi pacar hi hi hi....bisa berabe tuh!). waktu itu Faris tidakberpikir panjang. Faris bilang iya pada amalia. Tapi kok akhirnya jadi begini yah? Amalia menelpon sehari bisa empat sampai lima kali. Belum lagi sms nya yang di embel-embeli pake ”bales ya kak!” mmm... masa pulsa habis buat dia semua? Dahsyat man! Pusiiiing!padahal isinya kadang tidak jelas. Kadang Cuma ngobrol ngalor-ngidul tak tentu arah. Amalia terus berbicara tentang dirinya. Faris hanya mendengarkan. Sesekali komentar kalau diminta. Dan itu bisa menghabiskan waktu minimal lima belas menit. Bahkan pernah sampai satu jam. Emang enak jadi kambing congk terus. Faris males juga kalau begitu. Bukan apa-apa kakak sih kakak. Tapi si Eva yang ’ajaib’ saja tidak sampai segitunya kalau curhat. Lagian amalia itu siapa?bukan muhrim, akhwat lagi. Bisa-bisa timbul fitnah. Bisa gawat nih! Faris tidak terlalu memperhatikan pembcaraan amalia ditelepon saat ini. Yang ada diotak Faris adlah bagaimana agar amalia jangan keseringan telepon kerumahnya. Malu juga sama Ummi, mas hafid juga Eva. Selama ini kan Faris yang paling kenceng mengkampanyekan anti pacaran sebelum nikah. Tapi kalau kasusunya kayak gini, bisa-bisa ada kesan yang tidak baik. Betul gak? ”gimana mas Faris. Mau tidak?nanti besok aku kestudio Jivo ya. Boleh ya. Masa sih kakak tidak mau ketemu sama adiknya? Jahat banget.”pinta amalia. Faris masih diam. Memikirkan alasan agar rencana amalia gagal. Tapi terlambat. Saat Faris akan berkata tidak amalia sudah berpamitan dan menutup telepon. ”ris, ada tamu tuh nunggu kamu dari tadi.” neti memberi tahu. Wajah juteknya masih saja tidak berubah dari dulu.Pandu memandang heran pada Faris. ”emang kamu janjian sama siapa lagi disini? ”Pandu mentap Faris. Faris geleng-geleng kepala. ”aku tidak janji sama siapa-siapa tuh.” Keduanya segera memasuki uang tamu JIVO FM. Ada seorang gadis remaja memakai jilbab duduk sambil asyik membuka-buka majalah yang ada di meja studio. Demi mlihat frais gadis itu langsung tersenyum ramah. ”mas Faris datang juga akhirnya. Lia dah lama nunggu lho! “sapa gadis itu menyapa Faris seolah mereka sudah sering bertemu diwaktu-waktu sebelumnya. Tapi Faris malah jadi kaku sendiri. Entah terpesona entah merasa tidak enak. Soalnya ternya amalia itui imut juga(item mutlak maksudnya, hus!) “wah sejak kapan kamu punya janji sama akhwat mencrengn begini ris”celetuk Pandu asal, demi melihat amalia yang emang cantik.jitakan Faris langsung mendarat dikepala Pandu. Pandu memekik kesakitan. “hus!aku lagi dapat cobaan gini!”bisik Faris. “iya deh, maaf!cobaan apa mau coba-coba...hehehe. tapi cepet sana tuh temuin!masa mau dicuekin terus. tidak sopan. rezekimu kali ris he he.” “mas Faris dan mas Pandu apa kabar?”amalia menyapa ramah. “baik!”Faris dan Pandu menjawab bersamaan. acara JAYUS masih setengah jam. sebelum i9tu Faris dan Pandu dan Faris akhirnya menemani amalia walau tidak tahu arah dan tujuan pembicaraan. akhirnya setengah jam yang biasanya dipakai untuk persiapan acara kini habis untuk menemani seorang amalia. Faris dan Pandu agak bingung campur jengkel juga pas masuk acara. tapi amalia tidak merasa mengganggu tuh! dia sih nyantai saja. mas Faris dan mas Pandu kan baik. selalu senyum ramah dan baik hati. cerdas lagi. itu yang ada dipikiran amalia. “mas fariiiis ada telpoooon!” lagi-lagi teriakan Eva memenuhi seluruh pelosok rumah. Faris langsung nongol. “dari siapa?” tanya Faris takut sendiri. kalau dari penggemar fanatiknya, wah bisa berabe. lagi banayk kerjaan. “dari dini!” jawab Eva. tangannya sudah m enyodorkan gagang telpon. “dari dini? dini yang mana ya?” Faris heran seniri. “yaaa tidak tahu.”dengan cuaek akhirnya Eva meninggalkan gagang telpon itu diatas meja. Faris buru-buru mengambilnya. selanjutnya beberapa menit telah habis untuk acara menerima telpon. Faris menarik nafas dalam-dalam. masalah dengan amalia belum juga selesai. ririn barumemulai aksinya. nah, sekarang ada pendatang baru, Dini. alamaaaak. dulu sih tidak kebayang bakalan begini. kenapa hidup Faris jadi kekelilingi gadis-gadis bermasalah. dulu sih tidak terbayang! tidak kuku Ummi! Faris menyesal menyebutkan nomor telpon rumah dan hpnya diradio saat on air. hasilnya...ya jadi begini. Faris berinisiatif menelpon Pandu. Farisberharap sobatnya yang paling kental itu bisa membantu. sekian lama Faris mencoba menghubungi. sibuk terus! hingga akhirnya tersambung. “ kenapa sih telpon mu? ditelpon sibuk terus. hampir aku bosen nunggu. “ Faris langsung curhat. “sorry man. aku nih lagi pusing. “ “nah, pusing? emang kenapa lagi? Faris heran. “penyaitmu th menular!” tuduh Pandu. “ penyaikit apaan? perasaan aku tidak mengidap penyakit menular. ngawur saja kamu!” “ para fansmu nelpon-nelpon aku segala. sekarang gantian aku yang jadi sasaran curhat. “ jelas Pandu. Faris diam sesaat. wah gimana nih? yang ditelppon ternyata juga kebagian jatah. “ ris aku bingung. fitri neelpon aku terus. dia curhat mulu kerjaannya. keluarga, kaka, ini, itu. duh...gimana dong. aku tidak mengerti cara menghadapi makhluk-makhluk ajaib kaya mereka. masa waktuku habis buat melayani curhat terus. sekalian saja bukakonsultasi kalau begitu! mereka suruh bayar.” “ buka konsultasi?! baru sedikit orang saja kita sudah bingung. apalgi buka konsultasi. bisa sttress tahu! “ abis kita mau gimana lagi? mau berhenti jadi penyiar?” “enak saja!” Faris agak sewot. “ sabar ris ini kan cuma usulan. mmm...gimana kalau kita konsultasi sama uda aga. dia kan manager tim nasyid. atau sekalian saja sama tim nasyidnya. mereka kan lebih banyak fansnya. kita go kerumah uda aga saja dijombor. besok kan ada liburan hari raya. gimana?” “ide bagus!” setelah mengucap salam Faris menutup telppon. klik! uda aga tertawa keras-keras mendengar penuturan polos dari Faris dan Pandu. Faris dan Pandu saling menatap bingung. “lho da, emangnya masalah kita ini lucu yah? orang kita lagi bingung juga, malah diketawain. tidak lucu!” Faris sok ngambek. uda aga malah tanbah semangat ketawa. “makanya jadi seleb tu harus siap lahir batinbaru saja jadi seleb kelas kampung sudah pada ngeluh. gimana kalau kalian jadi seleb kelas dunia? bisa-bisa kalian mati dikejar fans beras kalian. “ uda aga masih saja terkekeh. “lho siapa yang mau jadi seleb? kita jadi penyiar kan tujuannya bukan itu. kita mau dakwah Da! bukan nyari fans.” tegas Pandu, Faris mengangguk keras-keras tanda setuju. “iya iya uda ngerti tujuan kalian yang mulia itu. nah justru karena itu seharusnya kalian itu bukan jengkel kalau ada yang nelpon kalian dan mminta pendapat ini itu sama kalian. itu kan kesempatan berdakwah pada mereka.” jelas uda aga. ” tapi da, kalau kelaukanya kaya mereka yang nelpon lama-lama, terusngajak ketemuan, itusemua kan bisa bikin fitnah gede-gedean. disangkanya kita sama saja kaya orang lain. nyari popularitas, nyari penggemar sebanyak-banyaknya. itu semua bukan tujuan kita da.” kali ini Faris yang protes. “iya aku ngerti maksud kalian. tapi coba pikir-pikir sebentar deh! selama ini seolah olah yang jadi fans kalian yang salah. kalian menuntut mereka mengerti apa yang ada didalam otak kalian. ya tidak bisa! dalam dunia hiburan apalgai yang melibatkan media massa, yang namanya populer itu mesti. apalagi kalau memang yang dipublikasikan menarik. tali kali ye? he..itu sudah konsekwensi ris, pan. dan perlu kalian tahu, yang dengar kalian itu tidak satu enis orang saja. anak rohis misalnya, yang sudah tahu dan mengertibagaimana menjaga hubungan dengan lawan jenis. it’s more then anak rohis,man. but every body can heear you.” “jadi ceritanya kita yang salah nih, mau jadi penyiar?” Faris belum mengerti juga. sedang Pandu mengangguk-angguk. soalnya sedang ngantuk. hih dasar! “ bukan begitu ris. maksud uda, wajarlah kalau ada orang-orang yang istilahnya ngefans sama kamu. itu artinya kalian memang punya kelebihan yang tidak dimiliki orang lain. makanya orang pada suka. jadi seharusnya kalian berusaha memanfaatkan kelebiihan itu untuk memberikan manfaat bagi orang lain. dengan kapasitasmu yang pengennya jadi da’i, harusnya kalian menegerti posisi merek aynag belum mengerti soal agama. nah, tapi bukan bwrarti kalian melayani keinginan mereka semau-maunya. tidak begitu. kalian harus tegas dan jujur dengan apa yang menjadi idealisme kalian. yaitu islam. itu yang menjadi uuran, Panduan dan petunjukdalam melakukan semua tindakan. sekarang yang perlu kalian lakukan adalah introspeksi diri, apa kalian ini benar-benar sudah melakukan sesuatu yang sesuai dengan idealisme kalian sebagai seorang da’i?” “Hhmmm...iya juga ssih, da. kesannya selama ini kita malah menyalahkan mereka. padahal kalau dipikir, secara jujur terkadang kita juga yang kurang tegas. suka jaim alias jaga image, ada perasaan tidak tega dalam menghadapi ‘teror’ mereka. kadang juga kita udahmemfitnah mereka duluan. bahwa mereka itu’suka’ sama kita. padahal ya belum tentu juga. alias ge-er! seringnya da prasangka sih dalam hati. bawaannya yang keluar cuma emosi. tidak ada ikhlas-ikhlasnya.”Pandu mengakui dengan jujur. “makanya yang harus kalian tanamkan dalam hati kalian sebagai calon publik figur yangbakaln dihubungi banyak orang adalah, bersikap positif thinking pada siapapun. termasuk fans-fansmu itu. mungkin saja sebenarnya mereka adalah orang-orang butuh pertolongan kalian. butuh figur yangbisa lebiuhmengarahkan mereka kearah yanglebih baik. jadi berusahalahmenolong meeka semampukalian. bukan membencinya ataumerasa jengkel pada mereka. manfaatkan kepoppuleran kalian untuk berdakwah. bagaimana menrutmu ris?” uda aga bertanya pada Faris yangseari tadi hanya khusyuk mendengarkan petuah uda aga. “agak mirip-mirip sih sama Pandu. yang jelas keikhlasan itu mugkin yang perlu dipertebal lagi. disat kita dibutuhkan orang lain, tak selayaknya kita merasa jengkel atau terganggu. yang perlu kita lakukan adalah menolongnya semampu kita. dan tetep ikhlas. tul tidak?” Faris melirik Pandu. “nah sekarang kalian tahu sendiri jawabanny.”uda aga menepuk bahu Faris dan Pandu. keduanya nyegir sedikit lega. “Hmmm Faris, sok bijak kamu!” Pandu nyengir tidak percaya ucapan Faris. “emang kenyataannya bijak kan?” ujar Faris percaya diri. Pandu hampir mau muntah mendengar itu. pembicaraan pun mengalir kearah lain, ke hal-hal yang lebih santai. masalah memang belum selesai. tapi setidaknya ada pikiran lain. pikiran baru tentang fans beras Faris dan Pandu. pikiran yang lebih positif untuk memanusiakan mereka sebagia manusia yang mungkin butuh pertolongan. pertolongan berupa menunjukkan betapa seorang muslim itu harus punya pribadi yang indah. lembut, ramah, penolong tapi juga tegas dan bertanggungjawab. deuuu!apaan tuh! doakan kami yaaaa!(dih benteng takeshi banget!)

Jearawat Pertama Eva

Suara motor Pandu yang tadi terdengar nyaring kini telah diam. Beberapa saat suara bel dirumah fari menggema. Setelah SPMB itukondisi Faris belum membaik. Jadi sore ini Pandu memang sengaja menengok sahabatnya yang lagi sakit itu. Satu kantong plastik titipan mama dibawanya. Dua kilo jruk mandarin. Sebenarnya Pandu sudah bilang kalau Faris sakitnya tidsk boleh makan yang berasam-asam ria. Tapi mama tetap memaksa. ” ini buat keluarganya!” kata mama dengan nada yang agak tinggi. Hampir lima oktaf (udah cukup tuuh untuk jadi penyanyi). Pandu khirny a tak bisa menolak. Sedang ditas punggung bagian paling luartelah berternggeer dengan tenang dua batang cokelat yang paling mahal. Pesanan khusus ratu jail dirumah Faris. Siapa lagi kalau bukan Eva? Membawa cokelat sepertinya sudah menjadi kewajiban Pandu...semacam pungutan liar. Pajak parkir motor vespanya kali? Entahlah, tapi yang jelas Pandu tidak tega kalau membiarkan Eva manyun karena dia tidak dibawakan cokelat. Setelah tiga kali mmencet bel, sesaat kemudian suara kunci pintu dibuka terdengar. Klotrak! ”assalamu’alaikum!” sapa? Pandupada makhluk berjilbab mungil yang lagi nyengir bahagia itu. ”waalaikumsalam!eh kak Pandu, cari mas Faris ya?” tanya Eva basa basipadahal Eva tahu pasti kalau Pandu datang kerumah pasti yang dicarinya pasti Faris. ( masa tukang parkir, ya gak mugkin donk!) ”bukan, cari tukang parkir...hehehe,”Pandu nyengir. Mata Eva mendelik. ” kak Pandu ngaco. Emang diterminal?ya udah silahkan masuk. Eva mau panggilin mas Faris dulu.” Pandu segera duduk disofa ruang tamu. Eva segera melesat kedalam. Suaranya yang keras melengking, berteriak memanggil Faris. ”mas fariiiis, ada kak Pandu!” Faris yang sedang tertidur tkaget. Suara adeknya tidak hanya cukup ampuh untuk membuatnya terjaga, tapi juga membuat pusingnya bertambah. ”Eva, mas Faris masih sakit. Kalau mau manggil ya jangan diteriakin. Kasihan mas Faris kan lagi tidur,”nasehat Ummi.Eva langsung cemberut. ” ada apa sih?sambung Ummi pada Eva. Eva yang merasa tidak bersalah berniat membela diri. ”yah, Ummi. Katanya Eva teriak. Masa tidak kedengaran?” kali ini Eva terasa menang. Ummi Cuma geleng kepala.”berarti teriakya kurang keras ya?tuh ada mas Pandu didepan.Eva menuntun Ummi keruang tamu. Pandu yang sendiri asyik melamun saat Ummi datang Pandu terlihat kaget. ”eh, Ummi assalamu’alaikum. Farisnya ada mi?” Pandu brdiri dari duduk. Pandu segera menjawab salam Pandu. ”itulah, Faris belum sembuh bener sejak ujian kemarin. Tapi sekarang sudah agak mendingan. Ayo nak Pandu masuk saja kekamar Faris. ” Ummi segera melaju kekamar. Pandu segera mengikutinya. Eva yang dari tadi membuntuti Ummi mengukuti dari belakang. Seasat kenmudian Pandu telah berada dikamar Faris yang mungil. Faris sedang terbaring diranjang. Wajahnya masih pucat. Tapi terlihat lebih mending dibanding saat Pandu melihat sebelumnya. ” gimana ris kabarnya? ” Pandu menyapa ramah. Faris yang terlihat kusut tersenyum sedikit. ” yah kamu pan, kamu kan sudah tahu aku masih sakit.” Faris nyengir. Biar masih sakit tapi soal bikin dongkol sobatnya yang satu itutetaphobi. Giliran Pandu jadi keki sama Ummi dan Eva yang tersenyum simpul. ” Faris, masa kamu kayak gitu? Nak Pandu nanya baik-baik kok dijawab ngaco. Udah ya, Ummi tinggal dulu. Kerjaan dapur belum selesai. ” Faris dan panu mengangguk. Sementara Ummi kedapur, Eva masih duduk dibangku deket meja belajar Faris. Faris mengerutkan kening. Lagi ngapain nih anak? Masa mau nonoton orang ngobrol? Apa asyiknya? Mau jadi wasit? Batin Faris berbisik. Pandupun trlihat bingung. ”Eva kok tidak ikut Ummikedapur?bantuin Ummi sana!sekali-kali. Malah nonton kak Pandu. Dilamar jadi istrinya tahu rasa lho!” Faris bercanda. Pandu tersenyum geli. Tapi beda dengan reaksi Eva. Wajahnyha jadi merah padam. Eva langsung salah tingkah. ” ih, mas Faris jahat!”ujar Eva tiba-tiba. Bibirnya manyun lima centimeter. Lalu Eva segra berlari keluatr. Faris dan Pandu saling tatap, bingung. Lho kok jadi gitu? ”aduh iya ris, aku tuh lupa belum ngasih cokelat sama Eva. Dia mungkin nunggu itu.adu sori ris,aku ngasih ini dulu ke Eva.”Pandu mengeluarkan cokelat yang dibelinya untuk Eva dari tas. ” tidak usah, nanti saja! Tidak usah khawatie sama Eva. Dia memang anaknya susah ditebak. Sekarang mending kamu pijitin aku. Sekali-kali. Mumpung aku sakit. Hehe!”ujar Faris, Pandu geleng-geleng kepala. ”kamu ris, sudah sakit kok tidak insyaf-insyaf sih?” Faris nyengir. Soalnya pndu benar-benar menuruti keinginannya. Pijitan Pandu dikeningnya memang enak. Lumayaaaaaan. Kalau insyaf kan tidak bakalan dipijitin begini, batin Faris konyol. Eva bertingkah aneh! Suda hampir seminggu ini Faris mendapati Eva yang tidak biasanya. Sekarang Eva agak jarang bercanda. Usilnya sngat berkurang. Lebih pendiam. Banyak melamun. Atau merenung? Tak tahu dech! Awalnya Faris seneng juga sih lihat adiknya ada perubahan. Apalagi Faris merasa diuntungkan dengan berkurangnya gangguan stabilitas keamanan kamarnya dari prilaku Eva yang suka bikin tingkah macam-macam. Tapi lama-lama khawatir juga lihat Eva berubah begitu. Jangan-jangan ada apa-apa! Faris tak berani menduga. Ummi dan mas hafid juga melihat yang sama. Bahkan sampai Abah yang tidak pernah drumah pun sampa bertanya keheranan saat bertemu Eva yang sekarang. Lebih pendiam. Murung sih tidak, tapi jadi kelihatan bingung. Culun bin aneh bin ajaib. De-el-el. Setelah melakukan perbincangan antara Ummi, Faris dan mas hafid soal Eva, maka mereka berkesimpulan bahwa pasti Eva sedang ada masalah yang dia pendam. Masalahnya apa, itu yang harus dicari tahu. So, Faris berniat menyelidiki permasalahan apa sih yang membuat Eva jadi aneh begitu? Pertama-tama Faris memperhatikan setiap gerak gerik Eva. Ups...!anak-anak tomboy itu ok sekaran jadi rajin dandan. Senang lama-lama didpan kaca.yang kdua, wah....wah, ada peningkatan nih!Eva jadi rajin nulis buku harian. Yang ini sih positif. Soalnya ada penelitian kalau rajin nulis buku harian bisa mengurangi stress. Ini beneran lho!serius!suer dech! Yang ketiga, nah yang ini bikin repot Ummi. Eva jadi lebih hobi lagi telepon berlama-lama. Entah siapayang dia telpon? Perlu penyelidikan lebih lanjut. Yang jelas dipastikan jumlah tagihan telepon bulan ini bakalan naik besar-besaran. Yang keempet, oo...oooow!hihihi...ternyata da jerawat bertengger di pipi va. Asli, seumur-umur baru kali ini Faris lihat Eva punya jerawat. Setelah mengumpulkan berbagai keterangan dan data-data yang akurat. Melakukan analisis mendalam pada keterangan yang didapat ternyata......lho kok, ini kan curi orang yang lagi jatuh cinta! Waduh gawat! Faris jadi kelihatan bingung sendiri. Hmmm jatuh cinta itu normal. Tapi..., kalau sampai adiknya pacaran bagaimana? Berabe juga!Eva harus segera diberi training halal haram soal pacaran nih. Tapi gimana caranya? Ups...kenapa tidak dibahas diacara JAYUS bareng Pandu. Terus suruh tva mendengarkannya. Kalau tidak mau? Rayu dengan cokelat, pasti mau. Hmmmm berhasil gak ya kira-kira? Ah, pokoknya coba dulu! ” begitu pan, bagaimana menurutmu?” ” idemu bagus. Lagipula kan tidak Cuma Eva yang butuh pengetahuan tentang batasan hubungan ikhwan dan akhwat dalam islam. Remaja sekarang kebanyakan tidak tahu. Ya akhirnya mereka bebas tak terbatas alias kebablasan,”komentar Pandu menanggapi ide Faris untuk bahas masalah pacaran diacara JAYUS nanti. ”o iya aku jadi ingat Eva pernah telepon aku lho beberapa hari yang lalu. Tapi dia Cuma bilangterimakasih unuk cokelatnya. Adikmu emang lucu ris. Masa dia nanya-nanya ert cokelat. Emangnya cokelat itu ada artinya?bagiku sih cokelat ya artinya makanan enak yang berwarna cokelat dan dibugkus pake kemasan bagus. Dan dijual disupermarket. Pokoknya cokelat ya tetep ceoklat. Tidak pake artia-artian. Aku jawab gitu kemarin. Eh...adikmu malah marah-marah. Aku ya jadi bingung,” jelas Pandu. Wajah Faris langsung pucat demi mendengar itu. Jangan-jangan? ”gawat apanya?” Pan, kamu nyadar gak sih? Gimana kalau eEva jatuh cintanya sama kamu? Abis sih, kamu pake kasih-kasih cokelat segala. Lazimnya orang-orang itu mengartikan hadiah cokelat itu sebagai tanda cinta. Kalau sudah gini mau apa coba?” Faris setengah mnyalahkan Pandu. ”lho kok?jadi aku yang disalahin. Aku kan Cuma berniat baik ngasih dia hadiah buat aikmu. Tidak ada maksud apa-apa. Soalnya dia bilang kalau kamu tu pelit. Tidak pernah ngasih cokelat, kecuali ada maunya. Makanya sama adik harus sayang dong!”Pandu jadi agak sewot. Emang enak disalahin?! Ups, kok malah kadi bertengkar. Ya udah ceritanya dibikin damai saja. Ceritanya kali ini Faris menyadari kesalahannya( sekali-kali Faris yang mengalah boleh dong). ”maaf pan, bukan niat menyalahkan. Bener juga sih, kadang aku bertindak kurang baik sama adikku yang antik itu. Yah, pelajaran juga sih buat ku. Kalaupun benar Eva naksir kamu, toh itu lebih aman. Setidaknya kamu gak bakal ngapa-ngapain si-Eva. Coba kalau orang lain?tidak tahulah. ” kali ini Faris benar-benar merasa bersalah. ”ngapa-ngapain?emagnya apaan?”Pandu masih agak dongkol. Kali ini Faris Cuma bisa jemur gigi. Kering donk!hehe. “sabar pan!sabar itu disayang Alloh. setuju?” bujuk Faris. “setuju?” setuju yang mana?yang adikmu atau yang sabar?” kali ini Pandu sok tulalit. “sabarnya dong!be te we, gimana kalau Eva benar-benar kejadian naksir kamu?apa yang harus kita lakukan, yah?” Faris masih juga ke bingungan. Pandu malah jadi malu-malu kucing. Dia ke ge-er-an. ”ya tidak tahu! Sudah ah, jangan bahas itu, kan belum terbukti. Mending kita bahas materi buat acara JAYUS kita diradio. Tema pacaran bagus, bisa kita buat kampanye No pacaran before nikah. “OK!” “hayo..., melamun terus! Lagi mikirin siapa sih?!”Faris sengaja membuat kaget Eva yang masih masih tekun menulis buku harian dan sesekali menerawang seolah sedang ada yang dipikitkannyua. Saat Faris mengagetkannya, Eva segera menutup buku hariannya. Wajahnya terlihat agak malu-malu campur galak. (gimana? Coba?) ”mas Faris! Siapa yang suruh masuk?”protes Eva. Kali ini bentuk wajahnya dibuat cemberut. ” tidak ada yang suruh. Cuma pengen tahu adik mas Faris yang super jail ini kok sekarang jadi pendiam, yah? Cerita dong! Siapa tahu mas Faris bisa bantu. Oh iya Eva jangan lupa dengar mas Faris siaran besok ya.dijamin asyik!” Faris promosi.” iya tidak disuruh juga Eva suka dengar kok. Sekarang mas Faris keluar sana !” ” iya tuan putri. Dih nambah galak aja nih tuann putri. Tapi jangan lupa ya. Soalnya mas Faris siapin acara besok spesial untu7k adik mas Faris. ” ”emang masalah apaan sih?” ”masalah cinta dan bagaimana menyembuhkan jerawat yang gedenya kaya bisulan hehe.” ” Faris sengaja meledek Eva. Eva langsung tnaggap dengan jurus melempar bantal. Faris berhasil mengelak kali ini. ” hu...dasar!jerawat juga anugerah than tahu!” ”emang Eva jatuh cinta sama siapa?” Faris mencoba memancing. ”idih...siapa yang lagi katuh cinta. Ngawur saja!sudah, pergi sana!” Eva makin galak. Kali ini giliran kamu sbahasa inggris yang jadi korban untuk dilemparkan. Faris langsung ngacir. Gawat juga kalau kena. Bisa pusing kalau kamus itu bersarang dikepala. Padhal baru sembuh sakit beberapa hari. Eva segera menutup pintu kamarnya, lalu menguncinya dari dalam. Eva meneruskan berbuku harian ria. Acara JAYUS sukses mengangkat tyema soal cinta dan pacaran. Masalah pacaran dan cinta ternyata sangat menarik minat para ABG. Khususnya yang lagi punya masalah seputar itu. ” mas kenapa sih dalam islam tidak ada pacaran sebelum nikah” salah serang bertanya seperti itu. ”soalnya pacaran sebelum nikah mendekatkan diri kita pada zina. Padahal dalam Alqur’an sudah jelas, kita dilarang melakukan perbuatan yang mendekatkan diri pada zina.” itu penjelasan Pandu. Ada lagi yang minta saran bagaimana memutuskan pacar. Padahal ABG itu sudah tahu kalau pacaran itu tidak boleh dan juga tidak menguntungkan. ” dijelasin saja semua alasanmu yang sebenarnya. Ungkapkan keuntungan, dan kerugiannya. Pasti banyak ruginya, apalgi buat kamu yang cewek bin akhwat. Kalau temanmu itu bisa menerima baik-baik keputusanmu, berarti dia cowok yang baik minimal dia dewasa dan mau menghargai keputusanmu. Nah, kalau dia tiak mau menerima alasan syar’i yang sudah pasti , maka kamu wajib bersyukur pada Alloh kamu diberi petunjuk oleh Alloh untuk minta putus dari dia. Solanya kalau sudah tidak mau menerima alasan yang asalnya dari hukum Alloh berarti tuh cowok tidak ada soleh-solehnya. Imannya dangkal. Mau kamu dapetin cowok kaya gitu? Rugi dunia akhirat kan? Makanya kamu lebih baik mempercepat untuk ngacir dari jerat cintanya. Putuskan tali pacaran dengan segera. Kalau tidak, bakalan bikin tambah dosa saja.” Begitulah Faris dan Pandu menerima berpuluh masalah cinta yang harus diselesaikan . sampai ada yang harus jadi PR segala. Sulit juga ternyata jadi dokter cinta. Apalagi Faris dan Pandu kan belum nikah juga. Malah masih banyak peluang untuk terjebak dalam cinta semu. Tapi setidaknya acara JAYUS bertajuk cinta dan pacaran yang dibawakan nya bisa memberi pengingat buat Faris dan Pandu, seklaigus pencerahan buat ABG bahwa pacaran itu lebih banyak ruginyadaripada untungnya. Banyak dosanya daripada pahalanya. Banyak palsunya daripada ketulusannya. Karena cinta sejati bagi seorang muslim hanyalah untuk Alloh the highest love. Selesai acara Faris dan Pandu langsung pulang. Faris masih saja ingat dengan Eva. Apa maslah adiknya itu juga separah masalah anak-anak ABG yang curhat diacaranya. Motor honda cepernya melaju kencang, membawa Faris segera tiba dihalaman rumah. Eva sedang membaca majalah saat Faris tiba diruang tengah. Melihat Faris baru tyibaEva langsung menghampiri. ”cieeee yang dokter cinta udah pulang nih. Mas Faris tadi acaranya bagus banget lho. Eva senang anget. ’Eva memuji, kali ini tulus. ”apalagi mas Faris kok baik sih? Pake ngasih cokelat segala. Tanpa pake syarat lagi? Atau....hmmmm pasti ada maunya ya? Ayo ngaku!” kali ni Eva berubah curiga. ”makasih....makasih...emang masmu yang ganteng ini kan cerdas dan biaik hati. Hehe.” Faris mulai besar kepala. Eva hampir unjuk rasa. Tapi tidak sempat. Soalnya Faris keburu bicara lagi. ” tapi terus terang aja nih..mas Faris bikin acara itu juga terinspirasi dari sikap kamu lho va. ” jelas Faris jujur. ”lho kok bisa?apa hubungannya sama Eva? Eva terheran-hran. ”kamu ngerasa tidak sih, sikapmu alhir-akhir ini berubah banyak banget. Nah sejujurnya seisi rumah ini bingung menyaksikan iu. Tapi senang juga sih. Soalnya situasi rumah jadi agak tenang dan aman hehehe. Habis, biasanya kamu kan suka bikin ulah yang macam-nmacam. Terus mas Faris mencoba menyelidikimu. Dan mas Faris berkesimpulan emmmm kamu lagi jatuh cinta!bener kan? Ayo ngak aja!” Faris menjelaskan semua duduk persoalan, Eva terbengong. ’Eva jatuh cinta?emang cirinya apa? Sama siapa?lagian semua cowok idak bakalan berani deketin Eva,mas. Sekali macam-macam saja, Eva bisa kasih satu hadiah tendangan maut!” ”lho cirinya banyak banget! Sekarang kamu sering dandanrapi dan lebih lama dari biasanya. Tidak amburadul. Lebih feminin dan suka nulis buku harian lagi. Udah gitu tuh jerawat dipipimu?” ”yeee, mas Faris nih tidak rasional banget. Masa ada jerawat saja dibilangin ciri orang jatuh cinta. Ngaco bin ngawur!” “tapi perubahanmu yang lain? Apalagi mas Faris dapet laporan dari kak Pandumu itu. Kamu tanya-tanya soal arti cokelat segala sama dia? Ayo...apa itu? ” Faris masih penasaran. ”huh mas Faris ni sudah jauh menduga dech. Gini ceritanya, Eva kan sekarang sudah ngaji sama mbak nia, teman mas Faris juga kan? Itu kakaknya Nio temen saru geng. Udah agak lama sih. Pas kemarin itu mbak nia membahas masalah sikap dan kepribadian muslimah. Terus aku kena batunya deh. Ternyata banyak sekali sikap Eva yang tidak sesuai dengan sifat seorang muslimah sejati. Mas Faris jugatidak pernah ngingetin sih...”Eva setengah menyalahkan Faris. Faris hanya diam menyimak. ”ceritanya sih, Eva sekarang ingin berubah. Jadi Eva berusaha lebih feminin. Biar tidak kaya laki-laki. Alloh kan tidak suka sama cewek yang niru-niruin cowok dan sebaliknya Gitu!” ”soal kak Pandu?” ”Eva tuh nanya sama dia karena kata temen Eva cokelat itu tanda cinta. Eva kan jadi takut ada apa-apa. Ya ditanya aja langsung sama orangnya. Kalau istlah mbak nia itu namanya tabayun. Eh, malah dijawab tidak serius. Ya udah Eva marah aja sama kak Pandu. Abis kesel nanyanya udah serius. dijawab asal, kan dongkol. !” ”tapi kamu tidak lagi naksir dia kan?”Faris belum yakin. ”emang kalau naksir dia kenapa? ”Eva nyengir. Faris langsung melotot. ”dasar! Disuruh nikah umi tahu rasa luh!”Faris menjitak kepala adiknya itu. ”biarin!” jawab Eva. Faris segera pergi meninggalkan Eva. Ia tahu adiknya hanya bercanda. Ia segera kekamar untuk berganti pakaian.

DUH...

Telat lagi kamu ris?” tanya Pandu. Faris tidak menjawab. Wajahnya masih merah, penuh keringat. Buku catatan yang seharusnya untuk mencatat, untuk sementara dialih fungsikan menjadi kipas. ”abis darimana sih ris?kayaknya capek banget. Lagipula aku lihat kamu, makin sering saja telat mengikuti bimbel. SPMB sudah semakin dekat sekali ris. Kamu jangan terlalu capek ngerjain yang lain. Bahaya!Pandu bicara panjang kali lebar memperingatkan Faris. Yang diingatkan masih mengipas-ngipasi dii dengan buku. ” iya nih pan, kamu trahu sendiri,aku sedang mengikuti masa pelatihan lanjutan diradio. Beberapa hari ini aku banyak keluar. Tugas diradio banyak. Belajar liputan lapangan,” ujar Faris bernada mengeluh. Kamu coba mulai bagi waktu, ris. Kamu harus seimbang dong. Kamu kan masih ada tugas belajar. Masih ada SPMB yang menunggumu ris. Jangan lupa radio itu memang penting bagimu. Ingat lho ris...SPMB tinggal dua minggu lagi. Waktunya tinggal sebentar.” ” iya aku juga tahu dan ngerti. Tapi gimana? Susahjuga kalau kerjaan numpuk belajar juga kurang konsen. Pan, bantu aku ya. Minimal kamu temani aku belajar dirumahku. Biasanya abis pelatihan diradio aku langsung ngantuk,. Perasaan capk banget. Aku takut ketahuan Abah nih. Bisa berabe. Ummi juga sudah sering ngingetin.” ” ya sudah nanti aku jadwalkan belajar dirumahmu. Tapi aku juga tidak bisa tiap hari. Tidak enak samamama . masa tiap malam tidak ada dirumah. Mungkin aku kerumahmu nginep tiga hari sekali. Nanti kamu gantian nginep dirumahku, OK!” ” iya deh, thanks ya sebelumnya. “ “ sama-sama yang penting jamuannya yang istimewa ya. He he!” Pandu nyengir. Lucu lihat Faris stress. ( wah gawat masa orang stress dibilang lucu?) “ beres pan, nanti aku minta Ummi bikinin kamu bajigur. Dijamin hangat sepanjang malam. Udah ah, !ngomongin makanan mulu” ” iya nih , kasihan pak surya nih yang sudah nerangin didepan kelas. ” Pandu mengangguk setuju dengan pendapat Faris. ” ya udah, sekarang kamu peratikan pak surya. Nanti aku pinjam catetanmu. Sekarang aku mau istirahat dulu yah. Aku tahu kok kamu memang orang terbaik sedunia pan. Jadi aku jamin kamu bakal pinjamin catetanmu buatku. ” ” dasar! Rayuan gombal tidak laku disini ris. ” Pandu dongkol, giliran Faris yang nyengir. ” huh, dasar malas!” geruu Pandu. Kali ini bibirnya bener-bener kerucut. Faris baru saja sampai dirumah. Pukul 22.00 mesin honda segera dimatikan sebelum membuka gerbang. Faris khawatir kalau suara motor ceper nya itu membangunkan seluruh isi rumah ( kalau emang udah pada tidur). Halaman hening. Hanya lampu neon dan kursi-kersi yang setia nongkrong diteras rumah. Hati-hati Faris membuka gembok pagar dengan kunci duplikat miliknya. Segera Faris menuntun motor kesebelah, menuju garasi. Dibukanya pitu garasi dengan kunci yang sengja diduplikat juga. ( maklum keluarga Faris kan kluarga yang sibuk atau kadang nyibuk-nyibukin diri., jadi setiiap penghuni harus punya duplikat kunci rumah biar tidak menderita terkunci diluar saat yang lain pergi). Hati-hati Faris membuka dan menutupnya. Lalu masuk ke pintu yang menghubungkan keruang tamu. Dari ruang tamu yang gelap, Faris mengintip ejenak keruang tengah. Runangannya masih terang. Lampu masih belum dimatikan. Tapi Faris tidak melihat seorangpun diruang itu. ”aman!” gumam Faris, melihat tak ada orang yang diruang keluarga itu. Dia segera egas menuju sofa. Dilemparnya tas gemblok berwarna biru yang berisi buku-buku bimbelnya. Faris segera membaringkann diri. Meluruskan tulang punggungnya yang terasa mau melengkung karena kelamaan mengendarai motor dan duduk. Nyaris tanpa aktivitas lain. Baru saja Faris hendak memejamkan mata ketika sosok yang sangat ia kenal keluar dari balik pintu dapur. Berikutnya makhluk jail yang sangat ia kenal melintas masuk kamarnya sambil membawa semangkuk mie panas. Pasti Eva baru saja minta diantar kedapur untuk membuat mie rebus. Biar tomboy, Eva memang penakut kalau sendirian. Tapi makanya banyak. Lho malah nyeritain Eva? Kembali ke Faris. ” dari mana ris? Sapa Ummi penuh selidik. Sebelum Faris sempat menjawab pertanyaan singkat yang memerlukan jawaban panjang itu, Ummi sudah melnajutkan bicaranya. ” masa setiap malam pilngnya telat. Bukannya tugasmu sekarang Cuma bimbel? Ingat ris, sebentar lagi kamu mau SPMB. Kalau kamu tidak jaga kesehatan Ummi khawatir kesehatanmu akan terganggu.”Ummi memulai pembukaan nasihatnya. Bimbel tambahan buat Faris nih! Frais sebenarnya sudah sangat khawatir Ummi akan menasehatinya panjang lebar. Bukan tidak mau dinasehatisih. Tapi kasihan Ummi . karena kalau Faris dinasehati sekarang. Ituartinya nasehat Ummi akan sia-sia. Kesadatan Faris saat ini mungkin tingal seperempat dari yang seharusnya. Faris baru akan memberitahu pada Ummi tentang kondisinya. Tapi pada saat mulut Faris mau terbuka, Ummi sudah lebih dulu meluncurkan kata, tak kurang dari dua puluh kata kerja. Benda subjek,predikat dan keterangan lainnya. ” terus Abah kemarin naya sama Ummi soal kamu. Kegiatan kamu. Kalau setiap malam kamu pulang telat gini. apa yang harus Ummi jelasin sama Abah. Kalaupun belajar kelompok, masa tiap hari sih?lagipula kan kamu sendiri yang biang katanya Pandu mau nginap disini untuk belajar bareng kamu? Hujan pertanyaan keluar dari mulut Ummi. Faris kali ini diam tak menjawab. Soalnya mau jawab aja soal yang terakhir aja kurang kedengaran jelas.yang kedua terakhir sudah lupa. Apalgi yang awal-awal. Bablas tidak ingat sama skali. Faris ngantuk berat. Dasar tidak sopan’! ” Faris, eh malah tidur!” Ummi tadi agak sewot” ” mi, Faris sekarang capek. PR saja ya, jawabnya. ” pinta Faris merengek. Matanya sudah lima watt. ” Ummi Cuma geleng-geleng kepala. Tapi akhitnya Ummi maklum. Lagipula memaksa Faris menjawab semua pertanyaannya itu sama juga mengurangi jatah istirahat Faris. Malah bisa jadi sakit beneran kan?akhirnya Ummi membiarkan Faris istirahat dan dan merelakan jawaban ditunda sampai besok. Ummi kan orangnya baik hati. Paginya pertanyaan yang sama diulang saat sarapan. Kali Faris tidak ada alasan untuk tidak menjawab. Soalnya Ummi sudah menyediakan sarapan bubur ayam yang enak susu satu gelas penuh plus buah-buahan yang segar untuk cuci mulut. Giliran Faris yang bigung campur kenyang. Apakah soal pelatihan itu harus diceritakan pada Ummi. Soalnya walau Ummi sudah tahu Faris belajar siaran di Jivo FM. Tapi dia tidak pernahmejelaskan kalau dia sbenarnya sudah jadi penyiar resmi dan punya tanggungjawab setumpuk sebagaii karyawan radio. Bagaimana kalau nanti Ummi menjelakannya pada Abah? Apa kira-kira reaksi Abah?Faris tidak tahu bagaimana yah? ”Mmmm...mi...sebelumya Faris. Ah susah mi, jelasinnya. Soalnya Faris masih keliata ragu-ragu ketika tiba-tiba Eva muncul dengan cengirannya yang ganjil. Pikiran usil plus jailnya sudah terlihat diwajahnya. Mi, mas Faris itu memang nakal. Jadi bsok-besok uang jajannya jangan dikasih. Biar tidak bisa keluar. Terus tidak bisa pulang malem lagi. Terus uang jajan mas Faris buat Eva saja hihihi. Nah sekarang Ummi boleh melanjutkan acara marahannya sama mas Faris. Mas Faris yang sabar ya! Dan slamat menikmatu omelan umi yang manis asam asin dan pahit.hihihi...”Eva kali ini tersenyum puas. Faris sgera melotot. ”eh...., anak kecil dilarang nguping !kupignya tambah panjang tau rasa lho!”Faris menakuti. Eva Cuma nyengir. ”biarin!jawab Eva sambil menjulurkan lidah. Lalumelarikan diri setelah menggndol bubur ayam jatahnya. Faris dan Ummi geleng-geleng kepala. ” uh ris, jangan layani adekmu. Sekarang teruskan icaramu. “Ummi kembali memfokuskan pembicaraan pada masalah semla. Dikira fatis sudah lupa. Niat hati mau segera melarikan diri. ”Mmmm begini, mi. Ummi sudah tahu kan soal Faris mau jadi penyiar itu? Nah sekarang sebenarnya jadi penyiar itu bukan lagi menjadi keinginan Faris, mi. Apalagi cita-cita. Senuanya kini sudah lewat mi,” jelas Faris. Ummi mengerutkann kening. Bukannya Faris ngotot sekali bercita-cita jadi penyiar. Sampai dia mau kuliah dibroadcasting segala. Sampai-sampai sering belajar dan berkunjung keJivo FM yang radio ABG itu? Nah sekarang malah kenyataannya begitu. Ummi kali ini bingung keningnya berkerut. “ lho kenapa ris?lalu kemarin kamu sampai Abah itu buat apa? Kalau akhirnya begitu kan kamu tidak usah ngabisin tenaga buat bertengkar dengan Abah. Ummi yang rugi kan?masa Ummi jadi marah gara-gara kamu sama Abah. ”Ummi masih tak habis pikir. Faris tertawa kecil. ”iya mi, sekarang ini Faris sudah tidak bercita-cita jadi penyiar lagi soalnya cita-cita itu sudah kesampaian. Faris sudah jadi penyiar beneran di jivo FM. Gitu, mi. Makany fris sibuk banget akhir-akhir ini. Sengaja tidak diberitahukan Ummi sama Abah. Soalnya Faris takut sih, mi. Takut Abah tidak seuju lagi. Lagi pula emang jadinya agak ganggu konsentrasi belajar Faris saat ini, mi. Gitu. Salah sih, Faris tidak blang Ummi biasa laporan sama Abah. Jangan diceritain dulu ya, mi. Akhirnya Faris terus terang. Menjelaskan semua yang selama ini dilakoninya. Dari awal smpai akhir. Ummi terlihat terharu. ” ya sudah, kalau memans itu benar-benar pilihanmu. Kali ini Ummi benar-bnar akan mendukungmu. Ummi jamin InsyaAlloh Abah tidak kan melarang ini itu lagi sama kamu. Tapi kalau bisa kamu tetep konsen sama SPMB-mu. Abah sangat brharap bsar kamu bisamasuk PTN yang bagus. Sedikit banyak iu juga menjadi kebaggaan bagi Abah. ” ”insyaAlloh Faris berusaha, mi.” Ya sudah sekarang Ummi mau siap-siap kesekolah. Kamu slesaikan makan nya. Terus tolong bereskan sndiri mja makanya.” pinta Ummi’ Faris tidak bisa menolak. SPMB semakin dekat. Tapi Faris tidak mengurangi sedikitpun keibukannya. Sebenarnya itu buka kehendaknya sih. Tapi mau gimana lagi? Dia juga sudahbanyak minta dispensasi pelatihan dan kerjanya diradio. Tapi ya kenyataannya ya dia tetep sibuk. Terkadang juga memang Faris yang salah. Dia terlalu menghayati dunia barunya. Terlalu asyik dengan dunia radio dan segala tetek bengeknya. Dia memang benar-benar berniat jadi broadcaster sejati. Ummi berkali-kali mengingatkan untuk jangan terlalu capek. Pandu yang datang tiap tiga ,malam sekali untuk menginap dirumah Faris dengan maksud belajar, akhirnya juga bekajar sendiri. Soalnya Faris sudah tidak bisa diharapkan lagi untuk belajar. Hanya sedikit-sedikit Pandu bisa bantu. Bantu mengingatkan kalau besok ada try out. Bantu menjelaskan kalau Faris lagi tulalit dan mngantuk dikelas bimbingan. Tapi puncaknya adalah hari ini. Faris akit. Paddahal besok adalh hari penentuan untuk SPMB. Untungnya untuk semua administrasi soal dikordinir sama sekolah. Faris terlalu repot lagipula Pandu cukup banyak membantu. Tapi ya itu,sekarang Faris Faris sakit. Apakah besok masih mungkin ikut SPMB? ” pokoknya kamu sekarang isirahat total. Tidak usah mikirin apapun dulu. Percuma dipikirin juga kalau kamu sakit,” nasehat Pandu. Sebenarnya itu yang diinginkan dari dulu oleh Faris.tidak usah mikir apa-apa biar bisa istirahat. Tapi mna bisa. Malu juga klaau tidaklulus SPMB. Apalagi boleh dibilang Faris kan juga termasuk anak cerdas disekolah. Masa tidak tembus SPMB?malu banget! Ummi pun berusaha menunjukkan kemeklumannya. Pun Abah. Sikapnya sungguh tak terduga. Saat itu Faris sakit, ternyata beliau menunjukkan simpati yang sebelunmnya tidak pernah Faris bayangkan” Faris jadi terharu beberapa hari ini, Abah jug arajin dirumah.walau tetap tidak sepenuhnya dirunah. Abah agak beda sekarang. Tidak sekeras yang duilu. Atau karena Faris lagi sakit saja. Entahlah? ” mi, kalau besok Faris masih sakit. Faris mau minta tolong mas hafid untulk nganter Faris. ” Ummi hanya mengangguk. ” yang penting sekarang kamu periksa dulu kedokter. Mumpung Abah ada dirumah. Abah mau mengantarmu kedokter sekarang.” ”Abah? Memangnya Abah tidak jadi kebandung lagi mi?” ”tidak, anah bilang khawatir pada keadaanmu. Apalagi Abah tahu besok kamu mau SPMB Jadi, Abah mengundurkan urusannya kebandung.” jelas Ummi. Faris sampai hampir tidak percaya. Masa sih Abah sampai segitu khawatirnya. Astaghrirullah selama ini Faris sering suudzon sama Abah. Faris jadi malu sendiri. Walau bagaimana pun, adalah orang tua yang tentu saja sayng pada anaknya.” Faris jadi merasa brsalah. Airmatanya hampir mau menetes. Akhirnya Faris mengikuti SPMB juga. , walau dengan kondisi yang sangat tidak ideal Faris terserang penyakit typus.penyakit orang yang keseringan lupa makan. Hafid dengan terpaksa Ummi...mengantar jemput Faris. Beberapa acra dia batalkan. Dua hari, SPMB telah berlalu. Walau tidak yakin dengan ujiannya, Faris bahagia. Ada sesuatu yang dia dapat yang lebih berharga dari apapun. Kini dia sangat tahu, keluarganya sungguh sangat menyayangunya. Ummi yang selalu perhatian. Abah yang selalu bekerja keras untuk anak-anaknya, dan selalu menyempatkan diri untuk bertanya sana sini soal kondisi anaknya. Kemarahannya adalah bentuk kasih sayang beliau. Mas hafid yang kadang mendukung tapi juga menguji. Eva yang selalu usil dan jahil. Bahasa kasih sayang itu selalu ada kalau kita mau memahaminya.

First On Air

Begitu da kondisinya. ”Faris menutup pembicaraannya. Uda aga mengangguk-angguk tanda mengerti. ”jadi bagaimana? Bisa bantu kan?” Faris tak sabar menunggu jawaban. Uda aga diam sejenak, lagi berpikir. ”Hmmm...tawaranmu cukup menarik.” ujar uda aga. Faris langsung terlihat girang. ”ok, mekanisme kerjasama kita kira-kira seperti apa”. Tanya uda aga lagi. Kegirangan Faris langsung berkurang limapuluh persen. Ya... dikirain sudah paham dari awal. Batin Faris gemes.tapi tak urung dia menjelaskan kembali. ” begini, nanti grup nasyid uda berkewajiban untuk mengiklankan acara JAYUS kepada publik nasyid jogja. Pokoknya disetiap pementasan. Nah, nanti kita akaan memberikan keuntungan pada grup nasyid uda berupa iklan gratis diradio Jivo FM. Bentuknya berupa pemutaran lagu-lagu reff secara rutin diacara JAYUS. Cukup saling menguntungkan kan?” Faris berusaha meyakinkan, uda aga hanya ber hmmm ria. ” dari kejauhan Pandu melenggang menuju Faris dan uda aga yang sedang duduk dikursi batu di tepi kolam taman masjid kampes itu. Wajah lelahnya terlihat kusut. Faris dan uda aga menyambutnya dengan uluran tagan dan salam. ” telat lagi nih pan”. Faris nyengir. Pandu belum menjawa ia mengipas ngipas wajahnya dengan topi. Kakek matahari emang lagi garang hari ini. ” sepertinya kamu capek banget pan? Habis darimana? tanya uda aga. ” iya nih, sorry telat. Tak segaja kok.!” jelas Pandu. ” tadi ada try out mendadak dibimbingan. Aku juga tidak menyangka,. Setengah mati mengerjakan soal. Weleh, susah asli!” Faris pucat pasi. Pagi tadi emang dia sengaja tidak berangkat.soalnya ada urusan lain. ” wah pan, kok kamu gak hubungi aku kalau ada TO. ”sesal Faris. Pandu langsung cembeut. Salah semdiri tidak berangkat bimbel. Batin Pandu. ”aku kan dah bilang TO mya mendadak. Tidak ada pemberitahuan sebelumnya. Lagian kamu tuh kalau mau bimbel harus niat. Jangan bolos mulu!” Pandu balik menyerang. Uda aga langsung mengangguk. ” Insya Alloh sepakat, nantu saya hubungi anak-anak Reff.” ” Ok, sekarang giliranmu melaporkan perkembanan bu yuni. Gimana posisi tawar acara kita kedia?’ tanya Pandu pada Faris. ” sepertinya kita memang harus menunggu dulu hasil dari usaha uda aga. Mensosialisaikan acara JAYUS ke publik nasyid dan anak-anak rohis juga harus coba kita mintai bantuan. Baru kita benar-benar mampu meyakinkan bu yuni. Bu yuni bilang target minimal kita adalah sepuluh phnone live per jam acara. Trus pembacaan request sebanyak-banyaknya. Intinya agar pengiklan tertarik. Jadi kits memang harus bekerja keras. “ “ ya sudah kalau begitu kalian tunggu kabar dari kami. InsyaAlloh dalam waktu dekat ini Reff juga akan ada banyak acara. Mengkin kalian bisa lihat hasil kerja kami dalam dua tiga minggu ini. Apakah penggemar JAYUS banyak atau tidak. Oh iya sekalian saja kalian kami undang untuk menyaksikan acara pentas nasyid peduli saudara di auditorium gedung pemuda. Barangkali kalian berminat untuk menyaksikan?” “Gratisan?siapa takut?” pekik Faris dan Pandu secara serempak. ”oh iya, uda dan Pandu perlu mengerti juga. Sebanarnya acara ini kan aku rancang tidak hanya untuk anak rohis atau orang-orang yang sedah tertarik dengan islam. Lebih dari itu sebenarnya acara ini lebih diprioritaskan agar bisa menarik minat para ABG secara umum agar mau mengenal islam. Jadi nanti aku harap uda juga bisa bantu untuk menegemas, bagaimana acara ini bisa didengarkan oleh masyarakat ABG secara umum.jelas Faris. ” ya menurutku saat ini targetnya untuk anak-anak rohis saja dulu.ini sebagai basis masa acaramu agar tetap bisa dipertahankan diradio. Sedang untuk selanjutnya utamanya untuk pengembangan khalayaknya, itu tergantung kreativitas kamu dalam mengemas acara dan mensosialisasikannya secara lebih luas. Mungkin nanti stelah acara berjalan, bisa kita pilirkan strateginya.” ” Ok, makasih uda sebelimnya, do’akan kami sukses ya!” ” insya Alloh nanti aku bantu semampuku. ” Akhirnya merekapun bubaran. Situasi di Jivo FM agak sepi. Diluar hujan turun rintik-rintik. Tidak da anak ABG yang nongkrong diteras depan studio. Mungkin karena udara kurang baik untuk pergi keluar. Beberapa hari ini hujan mulai turun membasahi jogja. Tapi bagi Faris dan Pandu tidak ada alasan untuk tidak berangkat kestudio. Soalnya hari ini adalah hari terpenting buat mereka. Setelah mengalami berbagai rintangan, akhirnya tiba juga saatnya bagi mereka melakukan siaran yang sebenarnya. Faris dan Pandu sgera memasuki ruang studio yang dingin karena AC. Dua mix dan headphone telah menanti mereka. Sisa tembang manca masih mengalun. Neti baru saja pamitan. Penyiar yang pernah jutekin Faris itu ternyata masih jutek juga sampai sekarang. (inget kan waktu Faris tidak mau salaman sama seroang yang ngetes dia). Tapi frais masih juga memberi dia hadiah senyuman nya termanis. Setelah itu Faris bersiap diri bersama Pandu. Faris segara memasangkan headphone dan mengatur letak mix. Pandu segera mengikuti. Faris menyiapkan beberapa nasyid untuk diputar diawal acara. ”siap!” Faris melirik kearah Pandu . Pandu mengangguk. Wajahya masih juga terlihat tegang. Tapi bibirnya masih saja tersenyum ( nah, kalau ini salahsatu cara bagaimana memanipulasi diri agar lebih santai disaat tgang. Kamu yang sering merasa tegang saat menghadapi sesuatu boleh coba resepnya Pandu. Dicoba ya!) ”saatnya kita beraksi. Bismillah!” ucap keduanya kompak. Tembang Raihan yang berjudul senyum mulai mengalun memenuhi ruang studio. Senyum Faris dan Pandu semakin mengembang.nasyid pertama kin telah mengalun. Mereka mempersiapkan diri untuk segera membuka acara. ” dari jalan kaliurang km 5,5 jogjakarta 106,6 Jivo Radio. Assalamu’alaikum warahmatulloh wabarokatuh! Apa kabar jivocer semua? Berbahagia sekali kali ini saya Faris....!dan saya Pandu!bisa mengawal kalian untuk satu jam kedpan dalam acara baru kita di Jivo Radio. Acar apa Ris?” ” acara JAYUS. Jam untuk yang suka science. Paduan antara ilmu penegetauan popular ilmu agama dan seni yang islami. InsyaAlloh kmau-kamu semua bisa dapetin manfaat yang banyak dari acara ini. “ “ dan tak lupa buat kamu-kamu yang mau ikut nimbrung untuk bertanya atau ikut mengkritisi dan ikut kuisnya, bisa gabung diphone live yang nanti akna dibuka.” “ Ok, sebelum kita lanjutkan obrolan kita, yuk kita simak yang berikut ini. ” ” Faris dan Pandu mulai menyiapkan bahan pembicaran. Pembukaan mereka cukup baik. Pandu yang tadinya trlihat tegang sepertinya dia sudah mulaai lupa kalau dia sedang bicara didepan mix diuang studio. Bicaranya sangat lancar kali ini. Setengah jam pertama yang menelpon masih jarang sekali. Faris dan Pandu sempat agak kebingungan. Jangan-jangan acara hanya sedikit yang mendengarkan. Kali ini mereka membahas tentang fenomena alam yang dikaitkan dengan kekuasaan Alloh. Pandu banyak mengutip dari ilmuwan asal turki. Harun yahya. Sekalian memperkenalkan ilmuwan yang islami pada publik remaja. Pikir Pandu. Waktu yang tersedia kini tinggal 15 menit lagi. Yang menelpon baru mencapai 6 orang. Belum mencapai target minimal. Tapi acara itu berjalan cukup baik. Ringan dan penuh pngetahuan. Pembawaannya pun sesuai rencana. Tidak berat, bahkan cenderung sangat ringan karena diiringi cada-canda yang akrab antara Faris dan Pandu. Hingga acara selesai penelpon baru mencapai delapan orang. Tapi Faris dan Pandu cukup merasa puas untuk kerja mereka hari itu. “Ik, Jivocer semuanya, demikian acara JAYUS sore ini!” Pandu mulai menutup acara. “ mohon maaf bila ada kesalahan!saya Faris!” Faris menimpali. ” dan saya Pandu!”Pandu lagi. ”keep on moving. Berusaha dan bekerja dengan ceria!wassalamu’alaikum warahmatullohi wabarokatuh” Faris dan Pandu menutup acara bersamaan. Adzan maghrib berkumandang waktu mereka keluar dari studio. Seperti biasa mereka langsung kemushalla kecil disamping studio itu. Sepi dan masih gelap. Kali ini pak satpam belum mnyalakan lampu mushalla itu. Fais spontan menoleh ke gatdu satpam. Pak samsu ternyata tidak ada. Akhitnya mereka Cuma shalat berdua dimushalla mungil itu. “ wah kalian hebat sekali. Akhirnya ada acara yang menarik buat kita-kita. Acara nasyid. Selamat ya ris. Eh, pan ternyata kamu pandai juga ya jadi penyiar. Wah, sukses buat kalian.pagi-pagi Roni sudah memberi ucapan selamat pada Faris dan Pandu ketika mereka ketemu dibimbingan belajar. “kamu dengar ya Ron?. Makasih ya. Rapi kenapa tidak telepon?” tanya Faris. ” iya, kemarin aku sengaja hanya dengar dulu kalian saran. Kalian emang pasangan yang cocok. ” ”asyik, akhirnya mantan ketua rohis kita jadi penyiar diradio anak gaul. Hati-hati lho, nanti malah gaulnya jadi kebablasan.” itu komentar didi yang bareng roni. ” selamat ya akh, kmarin acaranya bagus. Tapi jangan terlalu genit dong, akh. Jaga izzah ya. Kalian kan anak-anak rohis. Walau siaran diradio yang umum tapi ciri kerohisannya jangan dilupakan. ” itu komentar rina dan kawan-kawan yang pernah mendemoFaris saat mau daftar jadi penyiar. Mereka memang selalu mengingatkan disetiap waktu dan kesempatan. Faris dan Pandu juga bersyukur punya teman yang selalu mengingatkan dalam kebaikan. Jadi mereka selalu memastikan Faris dan Pandu masih dalam rel dakwah yang benar. Hari senin ini, Faris dan Pandu banyak mendpat ucapan dan dukungan dari teman-teman dirohis, baik disekolahya sendiri di SMU bakti atau dari rohis sekolah lain. Umumya mereka tahu karena sosialisasi di acara konser nasyid kemarin. Uda aga dengan nasyid Reffnya cukup membantu. Cuma sayangnya acara ini belum ada yang mensponsori. Jadi belum bisa dipatikan apakah bisa terus berlanjut atau tdak. Tergantung kebijakan dari manajemen radio. Masih harus berjuang lagi untuk meyakinkan sponsor dan radio kalau acara ini diminati dan layak jual. Sabar...sabar...semuanya memang perlu perjuanga yang keras. Hari ituu Faris dan Pandu merasa semangatnya sedang full 100%. Bila sudah begitu pelajaran sesulit apapunterasa mudah. Semuanya lebih cepat berjalan. Alhamdulillah langkah awal itu kini telah dilalui.kini saatnya menyusun langkah berikutnya. Tentu perjalanan tak akan selalu mudah. Tapi semuanya akan dilalui Faris dan Pandu.

Lagi-lagi Masalah

Luegaaa!!Faris mengangkat kedua tangan keudara dengan terkepal. Wajahnya tersenyum sumringah. Disambutnya angin menerpa wajah. Lalu menghirup nafas dalam-dalam. Huuuaaaahhh! ”sekali lagi terimakasih ya pan,. Jurusmu jitu juga. Emang bener, ortu itu buksan untuk dimusuhi. But untuk didekati hehehe. Misiku berhasil kemarin. Ok, selanjutnya kita susun rencana kedepan!Go..go.. go..!” Faris penuh semangat persis seperti orang klebihan doping. Tapi Pandu tetep adem ayem! ” huh kamu ini asal go go! Mau go kemana?” cetus Pandu. ”maksunya kita langsung bergerak,sesuai rencana. Tulalit amat,”dFaris sebal, semangatnya tidak ditanggapi positif. ” bukan tulalit kawan. Go sih go, tapi ini msalah hambatan kerja. Kita tidak bisa go sesuai rencana. Ada masalah baru!” pand kali ini serius. Masalh? Emangnya ada apa?” Faris sedikit menurunkan derajat kebahagiaannnya, mukanya mulai serius. “ biasa, masalah birokrasi plus kong kalikong. Kayaknya ada yag kurang suka dengan proyek kita. Suudzon sih, but ini sekedar analisa awal. ”Pandu menerangkan.”apa bedanya, batin Faris. ”Hmmm birokrasi ....maksudnya?” ” kamu tahu kan sebelum ini ada persyaratan yang cukup berat untuk acara kita. Sebelumnya rencana acara kita diradio lancar-lancar saja. Tapi kemarin saat aku bertemu ibu yuni lagi, dia menjelaskan beberapa syarat untuk acara kita. Dan cukup berat!”Pandu terlihat jengkel. Ditendangnya batu-batu kerikil yang ia lalui disepanjang jalan menuju halaman jivo FM.”Hhh...ada-ada saja,” desahnya. ”Ok, syaratnya berat. Tapi kamu belum menjlaskan syarat-syaratnya itu apa?”Faris kmbali menylidik. Sedikit banyak dia juga cemas. Sebab acara yang sedang diusahakannya adalah satu-satunya alasan ia menolak keinginan Abahnya. Kalau proyek ini gagal, wah bisa berabe kang! ”pertama kita hanya dibri masa percobaan selama satu bulan. Pendek banget kan? Kalau aara itu ratignya tinggi atau memenuh standar minimal, acara bisa dilanjutkan. Tapi kalau jeblok. Ijin bisa dicabut dan aka diganti dengan acara yang seperti biasa yang sudah jelas reputasinya. Yang kedua, masalah penbiayaan operasional semacam penyediaan kaset dan CD untuk pemutaran tembang, kita yang tanggung. Plus sponsor kita yang cari sendiri. Ibu yuni tidak mau menjanjikan untuk membantu kita.alasannya dia merasa acara kita ini terllu sempit segmennya. Dia beralasan kurang tahu pihak mana saja yang pas untuk jadi sponsor acara ini. Tidak masuk akal banget kan?pokoknya aneh bin ajaib. Mana ada manajer pemasaran yang bisa seenaknya kayak gitu. Gemes aku!”Pandu meraih sehelai daun bunga sepatu yang dilewatinya. Lalu meremasnya hingga lumat. Apa salah dan dosaku, rintih bunga sepatu. ”so, kita harus bagaimana?” ”so?so kita harus cari sendiri semuanya . payah kan?!”Pandu mengeluh panjang., pendek dan sedang. Penjelasannya cukup mengaduk aduk otak Faris. Faris masih diam. “ayo dong, ris!gimana nih!”Pandu tidak sabaran,. Diguncangnya tubuh faruis yang mungil. Sabar dong pan.aku juga lagi mikir nih. Kita janga brprasangka buruk dulu sama bu yuni. Sejauh yang aku ketahui dia cukup menanggapi positif acara kita kok.” ”ralat!bukan berprasangka buruk, tapi sekedar analisa awal atau bisa dibilang dugaan.”Pandu kembali menegaskan. Faris nyengir, itu mah kembar mas podo wae batinnya .prasangka dan dugaan.”Ok!ok!yang jelas kita harus banyak melobi pihak-pihak yang bisa mendukung kita . yang sekarang mendesak adalah mencari jalankeluar untuk masalah ini. ” haris tiba-tiba menghentikan bicaranya. Pandu menunggu heran. ”ssstttt ....sudah dulu penbicaraannya. Tuh orang yang sedang kita bicarakan nongkrong didepan studio.yuk kita segera masuk. Acara kita bentar lagi mulai.telat bisa gawat.mengurangi point kita dihadapan ibu kita tercinta. Besok malam kita bicarakan solusinya.OK, Faris menjabat tangan Pandu. Pandu mengangguk. Mereka segera memasuki gedung jivo FM yang mungil tapi ceria itu. Diteras depan ynag berwarna kuning oranye terlihat beberapa remaja puteri bergerombol. Sengaja mian kestudio. Jivo FM memang tempat mangkal anak-anak ABGseusia SLTP dan SMU. Karena memang mereka doyan banget dengan acara acara di jivo FM yang menurut mereka keren-keren. Dari sound sistem mungil yang dipasang didepan terdengar suara lagu-lagu barat yang lagi ngetop terdengar. Suatu saat dari sound siystem itu akan berdendang lagu-lagu nasyid dan hal-hal yang lebih islami. InsyaAlloh! Bisik Faris pada Pandu. Pandu mengangguk. ” tentu karena kita akan memperjuangkannya. ” Dua jam berlalu cepat. Faris dan Pandu mengikuti pelatihan dengan penuh semangat. Udara diluar sudah semakin sejuk. Kakek matahari yang sudah lanjut usia mulai ngumppet dibatas bumi bagian barat. Cahaya jingganya menaburi kota jogja yang eksotis. Burung-burung pipit mulai pulang kesarang. Itu tandanya adzan maghrib akan segera berkumandang. Dan itu artinya Faris dan Pandu harus mengakhiri acara latihan mereka. Mereka berpamitan pada dimas sang opreator, Faris dan Pandu bermaksud kemushola.” barengan sholat yuk mas,” ajak Pandu pada dimas. Yang diajak hanya tersenyum.kemudian menggelengkan kepala. ” kepalang nih, masih sibuk. Belum beres kerjaannya. .” Pandu tersenyum kecut. Dia sudah tahu jawaban apa yang akan ia dapat dari dimas. Orang yang berjasa membantu Faris dan Pandu untuk bisa bekerja di jivo Fm itu memang belum mau sholat. Menurut infi yang bisa dipercaya sih, da latarbelakang kekecewan dirinya yang membuat dia jadi ogah-pogahandalam menjalankan perintah Alloh. Faris dan Pandu bellum banyak tahu. Tapi itu PR buat mereka berdua, dakwah, man! Mereka segera menuju masjid disebelah barat studio. Dimushola hanya ada pak satpam. Mushola itu memang lebih banyak kosongnya daripada isinya. Sayang sekali pikir Faris. Mushola mungil yamg begitu kokoh dan indah hanya menjadi momen bisu pelengkap keindahan bangunan studio Jivo FM. Tapi kenapa begitu? Faris menarik nafas dalam-dalam. Itulah salah satu alasan Faris ada disitu. Mencoba mengerti dunia hiburan dan seni yang seringkali jauh dari sentuhan cahaya ilahi. Faris yakin, keadaan itu bisa dirubah. Walau sedikit demi sedikit. Ris, ayo cepat wudlunya1 ingat Pandu. Keburu malam. Aku sudah ditunggu mama. Mau diajak ke rumah nenek, beliau sakit!”. ” iya tunggu sebentar.duh anak mama nih patuh banget. ” ” tentu dong, surga dibawah telapak kai mama, bung!”Pandu bangga. Faris Cuma nyengir geli. Selesai wudhu mereka sholat berjama’ah brtiga bersama pak satpam yang kebetulan posnya tepat disamping mushola itu. Selesai sholat Faris kembali mengingatkan janji mereka.oh iya jangan lupa ya. Agenda besok malam!kita mau bahas soal investigsi penyebab masalah acara kita. Sekaligus mencari solusi. Plus lagi mencoba mencari orang-orang yang bisa bantu konsep acara kita. OK!” ”OK, ok ingat kok. Aku sudah mencatatnya dalam otak.!” ” tapi pas waktunya kamu lupa” tuduh Faris.’tidak lah. Dijamin!”elak Pandu. ”tidak yakin!”Faris ragu ” harus yakin!”tegas padu kesal.. ” tapi kamu pelupa!” Faris masih ragu. ”Tapi sekarang tidak!” ”ah sudahlah malah berdebat. Pokoknya inget besok malam kita ada agenda. Mamamu udah menunggu dirumah tuh. Awas besok tidak ada acara dengan mamamu ya.!ingat itu. ” kecuali mama minta.””dasar anak mam, susah” ” bukan anak mama, anak yang brbakti pada mama! Jelas Pandu. ”iya, udah ah kita pulang!ajak Faris. ”oh iya!” seru Pandu. ”apalagi?” ”tempatnya dimana ya?” ”rumahku, OK. Tandas Faris. Pandu mengangguk.mereka berdua pun bergegas menuju parkiran. Segera terdengar suara deru motor bebek ceper Faris. Seepat kilt dua tubuh makhluk –makhlukmungil itu telah dibawa keluar dari piontu gerbang studio Jivo FM. Pandu menghentikan vespa hijau mudanya. Gemuruh suaranya sirna seketika. Sebelum Pandu memencet bel. Faris sudah menampakkan diri dari balik pintu rumah. ”telat tigapuluh menit lilapuluhlima detik. ”berondong Faris. Senyum Pandu yang baru mengembang segera menciut. ”jawab salam dulu kek. Langsung main hitung aja ni anak” gerutu Pandu, Faris nyengir. ”ok saudaraku, tadi aku sudah jawab kok salammu. Kamu saja yang tak dengar. Sekarang aku menyambutmu silakan masuk dan silakan duduk. Tapi sesuai kesepakatan jika telat menepati janji harus ada sangsi. So, ?!”Faris menyeringai jahat. ” iya aku tahu. Bakso kan?” ”tahu ...tahu...!”Pandu galak. Sekarang kita mulai susun strategi kita!” Setelah situasi memungkinkan akhirnya merekamulai bicara srius. Ditemani susu hangat buatan Ummi. ” tindakan pertama yang harus kit tempuh adalah memperjelas keputusan bu yuni itu. Maksudku kita perlu melkukan lobi lagi. Sekaligus cari tahu permasalahan. Menjelaskan sgi keuntungan dari acara kita. Dan kita harus bisa meyakinkan. Salah ku juga sih, aku waktu itu hanya meyakinkan tim produksi kreatif.aku lupa kalau mereka saja tidak cukup. Lagian pas aku presentasi acara itu bu yuni tidak datang. Kali ini. Salah siapa coba? ”salah kamu, he,”celetuk Pandu iseng. Faris tidak bereaksi. Pandu kembali serius. ”Ok, langkah selanjutnya?” ”yang jelas, kita butuh bantuan untuk mempercepat popularitas acara kita.sekaligus hal ini akan menimbulkan daya trik bagi pengiklan. Kita harus bisa membuat acara kita punya ratingyang tinggi. Soalnya dari segi format acara kita cukup punya keunggulan. Acara nasyid untuk kawula muda belum ada diradio lain. Ini bisa menjadi alternatif satu-satunya. So, kit abisa membuat posisi tawar kita tinggi.” ”caranya?” sela Pandu. Faris terdiam sejenak. ”Hmmm, kita kan punya huungan baik dengan grup-grup nasyid yang culup terkenal. Khususnya untuk jogja ini. Nah mereka kan banyak. Dari itu kita jalin kerjasama. Mereka kita usahakan dapet publikasi diradio kita. Dan kita minta tolong disetiap acara mereka untuk mengiklankan acara kita. Kerjasama yang cukup baik kan? Dan tentu saling menguntungkan. Jalan lainya , kita coba jalin kerjasama dengan seluruh rohis ynag ada di SMU se-jogjakarta. Mereka kan cukup banyak. Lagipula aku yakin mereka juga akan senang dengan format acara yang kita buat. Skalian ladang ekspresi mereka.”Pandu mengangguk-angguk dengan apa yang dikatakan Faris. ”Ok, jadi kesimpulan. Kita bgai tugas. Aku lobi lagi bu yuni. Kamu mencoba menghubungi beberapa manajer grup nasyid, plus menghubung jaringan rohis s jogjakarta.” Sekali lagi Pandu mengangguk-ngangguk tidak menolak kta-kata Faris. ”ada ide lain?tanya Faris. Pandu terdiam sejenak lalu menggeleng. Setelah mendapat keputusan langah yang harus dilkaukan dan menentukan target waktu , acara rapat yang cukup serius, walau diikuti oleh dua orang selesai sudah. Susu cokelat yang trsisa segera dihabiskan. ”ris, aku harus sgera pulang.” ujar Pandu akhirnya. Sedari tadi memnag agak gelisah. Terbukti matanya tak terlepas dari jam tangannya. Faris sudah menghitung sekitar 20 kali Pandu melihat jam tangan. ”ditunggu mama ya?tanya Faris bernada meledek. ”huuh kamu!!”Pandu keliatan tak suka. ” ya pulang sana. Tapi jangan lupa baksonya besok ya!”ingat Faris, Pandu hanya diam.””aku mau pamit Ummi ”pinta Pandu. ”Faris segera bangkit dari kursi, memanggil Ummi.Abah Faris masih diluarkota. Setelah berpamitan Pandu segera melesat denganvespa hijau mudanya.membelah dinginnya udara.kota jogja dimalam hari

FARIS VS ABAH

Seharusnya keberhasilan Pandu merupakan saat-saat yang paling membahagiakan. Apalagi acara JAYUS akhurnya telah disetujui secara utuh untuk disiarkan. Bahkan Faris dan Pandu sudah mwncoba berduet. Hasilnya lumayan . tapi kenyataannya Faris sekarang sedang kesal berat. Gara-gara acara itu dan kesibukannya yang sekarang, Abah mulai mencium kecurigan pada Faris. Abah bertanya kesibukan Faris diakhir-akhir ini. ”Abah dengar dari seorang anak teman Abah, kamu sering main ke JIVO FM. Ada apa?”” tanya Abah suatu pagi. Saat itu Faris lanhgsung pucat. Soalnya selama ini dia masih merahasiakan kegiatanny aitu dari Abah. Maklum Abah pengennya kan Faris jadi penerusnya. Jadi ustad pengajian dan bisa menimba ilmu ke mesir sana. Setelah mencari kata-kata yang palig tepat akhirnya Farispun bicara. ”Faris lagi belajar, bah. Kebetulan ada acara bagus yang berhubungan dengan pelajaran sekolah. Lumayan bisa menambah wawasan, bah.” ”memangnya belajar dirumah tidak bisa?” sorot mata Abah tajam memandang Faris dengan rasa heran.Faris mengkerut.” rapi bah, belajar disana lebih enak. Faris bisa sambil belajar siaran, bah. Mmm, soalnya fariis mau Apa kamu mau jadi penyiar?apa untungnya? Abah kan sudah bilang,Abah hanya kamu bisa meneruskan kerjaan Abah sekarang. Mengurusi umat. Malah jadi penyiar. tidak bisa! Yakinkan ortumu dengan pilihan itu.tentu saja dengan cara yang baik, and kamu juga harus konsekuen dengan pilihanmu. Kamu harus bisa mempertnggunjawabkan apa yang kamu pilih, mengerti?” Abah kelihatan marah. Faris tambah mengkerut lagi. Ummi yang sedang mempersiapkan sarapan hanya mentapa bingung menyaksikan adegan Abah dan Faris. Eva cengar-cengir. Senang, semua sudah kena giliran semprotan Abah yang dahsyat. Mas hafid yang barusan habis mandi malah ikutan nyengir. Soalnya dia itu pernah dibegitukan sama Abah. Dulu waktu dia menoak dipesantrenkan. Jadi mas hafid tidak berpniat unuk membela apalagi menolong. Soalnya itu itung-itung latihan buat Faris, pikirnya. Dih kejam banget punya kakak kayak gitu. Sabar ya ris. ”tidak! Jawab Abah tegas.”kamu tdak boleh masuk jurusan broadcasting.!”. wajah Farismengkerut. Dimainkannya beberapa brosur universitas terkenal diyogykarta. ”tapi bah, Faris pengen jadi penyiar. Kan jadi penyiar bisa sambil dakwah!”Faris mengiba. Wajah imutnya benar-benar memelas. ”dengar Faris, jangan buat Abah kecewa untuk yang kedua kalinya! Abah sudah cukup kecewa dengan kakamu. Abah ingin ada anak Abah yang meneruskan cita-cita Abah. Abah ingin kamu relajar di mesir. Di Al azhar seperti Abah. Nah, ini kamu malah aneh-aneh mau jadi penyiar. Sudah, pkoknya kalau kamu ingin sekolah ditempat yang lain, kamu cari saja biaya sendiri. Tidak usah minta ke Abah!”. Tegas Abah tanpa ampón. Mas hafid yang dirinya sedang diungkit-ungkit sama Abah dengan hati-hati kabur lewat pintu samping garasi. Takut ikutan kena semprot kali. “yang sabar ya ris,anggap itu ujian mental dari Abah. Abah tidak bakalan nerkam kamu kok. Paling juga nanti nurutin kemauan kamu. Pokoknya aku dukung kamu lewat do’aku ini hehe..dadah Faris. Aku cabut dulu. ” hafid nyengir sendiri digarasi. Saat itu tba-tiba Eva muncul. ”mas hafid kok cengar-cengr sendiri. Stress ya dengar Abah marah? “Eva brtanya keheranan. “ enak saja kamu! Masa masmu yang ganteng ini stress. Kasian yang ngantri jadi calon istri dong!hehe. ” siapa bilang punya mas stress itu enak? Malah malu tauk!” ” iya ding.dikku yang satu ini mang cerdas kayaka masnya yang paling ganteng ini,”Hafid menunjuk dirinnya sendiri.Eva langsung buang muka(eman mukanya ada berapa, bisa dibuang?) Sementara didalam rumah, Faris masih belum mengakhiri prseteruannya dengan Abah. ”ayo berangkat, biar aku antar kamu kesekolah,”ajak hafid pada Eva. ”keburu kebagian marah sama Abah. Tuh engar, Faris masih dimarahin.” hafid dan Eva segera melarikan diri dari garasi. Tak ada acara pamit pada Abah. ”memang benar Faris saat iru maih mati-matian memerjuangkan keinginannya. ” tapi bah, kenapa Faris?kan Faris juga pengen punya cita-cita sendiri bah. Kalu mas hafid bisa menentukan keinginannya sendiri mengapa Faris tidak boleh?itu tidak adil bah. Faris tidak mau! Pekik Faris. Teganya ...teganya...teganya..., dumel Faris dalam hati ( dangdut banget!) ” ah, terserah apa maumu! Sharusnya kamu bisa memberi contoh pada adekmu. Tapi ya sudah, terserah kamu.” Abah terlihat sangat kecewa. Ia segera pergi keruang kerjanya, meninggalkan Faris sendirian diruang tengah. Mungkin Abah pusing, soalnya semua anaknya ngeyelan. Hafid anakpertamanya malah mlih jadi seniman iklan. Ia milih kuliah di advertising. Kini malh Faris kuliah di broadcasting. Cita-citanya jadi penyiar. Si bontot Eva sudah terlihat bakat badung dan lnyentriknya. Abah munglin bingung, dia kan ustad. Sedang Faris masih diam ditempat. Air mata Faris merembes disudut-sudut mata. Cita-cita yang tengah disusun. Seperrtinya akan hancur brantakan. Permohonannya pada Abah tak terkabulkan. Jam dinding menunjuk pada angka jam tujuh lebih sepuluh menit. Faris melangkahkan kaki kedalam kamar dengan malas. Faris segera berganti pakaian. Bete dirumah terus! Rumah Pandu jam 9 pagi Kenapa kamu ris, sejak datang wajahmu berlipat-lipat gitu. Belon disterika ya?” Pandu menyelidik. Yang ditanya hanya chu_x beybeh. Tak ada respon. Pandu jengkel juga.ditepuknya bahu Faris yang masih tetep manyun. Wey,manyn mulu1 juelek tau!emang enak dikacangin?kacang mah mahal tauk! Faris baru sadar kalau telah membuat sobatnya jengkel. Mulut bimolinya kini mulai mengendor. ”sorry pan, aku lagi bener-bener bete, nih. Betul-betul tertekan!” Faris menjelaskan. ” emang kenpa? Berantem sama kakakmu? Atau sama adikmu?tanya Pandu. Yang ditanya Cuma menggelengkan kepala. ”Hmmm...pasti tidak dkasih uang jajan!” celeuk Pandu lagi, sok tahu. ” ah, tidak mungkin...mmmm atau pengen nikh ya...? ha yo... ngaku!kecil-kecil jadi manten nih. Wih pernikahan dini dong. Sipa calonnya?” Pandu terus berkicau. Tapi yang diajak bicara tidak jug merespon. Sepi. Padahal padu sudah stengah mati menarik perhatian sahabatnya. Faris malah tambah ete. ( emang enk dikacangin dua kali ihihi...) ”eh, ris kenapa sih?kalau ada masalah ngomong dong sama aku.! Siapa tahu aku bisa bantu.”akhirnya setelah Pandu memelas putus asa, Faris baru memberi respon. Parah!kayaknya aku tidak bisa bareng sama kamu lagi, Du. Perjuangan kita bisa gagal total. Aku baru saja dimarahi Abah. Aku tidak boleh ambil jurusan broadcasting. Apalagi saat aku jelaskan kalau aku ingin jadi penyiar. Abah bukan tidak setuju lagi. Dia sampai bilng tidak mau biayai kuliahku. Targis gak tu?aku disuruh kuliah dimesir, pan. ” Faris mengakhiri pembicaraan dengan menelan ludah. Soalnya emang lagi kehausan dan tidak ada minum. ”wah seru dong1 wih kuliah diluar negeri. Kereeeen boooo!” Pandu menatap Faris penuh antusias. Faris malah tambah lemes. ” keren panya? Itu artinya kita tidak bisa meruskan duet siaran kita, tauk! Jelas-jelas aku dilarang jadi penyiar. Makanya sejak dari awal-awal aku dah sembunyi-sembunyi jadi penyiar. aku yakin Abah tidak akan setuju. Bisa-bisa proyek kita bisa gagal semua nih. Bagaimana dengan acara kita? Padahal itu baru satu-satunya acara islmi diradio kita. Masa baru ada sudah mau hilang lagi.? Payah!payah!punya bapak ustadz ortodok banget. Masa aku tidak diberi kebebasan sama sekali. Masa aku harus kuliah persis seperti Abah. Aku kan bukan Abah! katanya aku harus meneruskan kerjan Abah sekarang. Jadi ustadz!mana bisa, aku tidak berbakat. tul gak pan?ah...Abah sih!” Faris minta dukungan. Pandu mengerutkan kening. ” hus jangan ngomong kayak gitu sama orang tua. Dosa. Iya yah, padahal yang ngajak aku jadi penyiar kan kamu. Kok jadi aneh begini? Pusing euy!Hmmmm.....sebentar....sebentar. tapi yang terpenting sekarang adalah kamu tenang dulu dan pikirkan solusi. Jangan langsung emoi gitu. Kamu ini aneh sekali sih ris. Masa mau disekolahin aja malah marahan sama Abah. Orana lain sih malah pada pengen sekolah keluar negeri. Nah ini?” ” yah kau pan, bukannya kasih dukungan kek!malah tambah nyalah-nyalahin maksudku kesini kan juga buat nyari solusi. Bukan diceramahin. Mendingan aku balik kalau begini sih!” bibir Faris kini tambah manyun lima centi lagi. Asli kalau ketahuan kayak gitu dia keliatan juelek buanget! Ups...jangan emosian! Pantes saja bapakmu marah-marah. Kamu tuh baru diomongin sedikit sudah naik darah. Gawat banget. Bisa cepet tua.! Maksudku gini ris. Kamu kan selama ini pengennya dimengerti sama orang tua kamu,.tul gak?” Pandu menatap Faris yang masih juga cemberut. Sekarang ditambah kerut kening. Tambah jelek! Makanya jadi orang gak usah sering-sering cemberut ya. Smile up dong! ”masa iya sih pan?’ Faris mulai mikir. ” perasaan selama ini aku selalu nurut apa kata ortuku. Jarang kok aku membanah perintah mereka. Kecuali kepepet. Aku kan penurut dan baik hati,’ ujar Faris serius.. uwek, perut Pandu serasa jadi mual. ” uh, sok GR kamu ris! Nurut apaan?makanya sering-sering infeksi eh, introspeksi dong! Bawaannya kamu tuh menang sendiri! Ris, sudah saatnya kita memahami ortu kita dong. Maksudku kita kan sudah gede. Dah mau lulus SMU nih. Ya, slama kita hidup didunia,sejak kita masih orok sampai sekarang sudah berapa kali sih kita beerusaha memahami ortu kita. Padahal kita selalu ingin dipahami mereka. Nah, makanya kita jangan emosian kalau menghadapi masalah sama ortu. Jangan sampe beda pendapat kita sama ortu malah jadi bikin dosa. Menyakiti hati mereka, bisa berabe tuh!apaagi katanya kamu jadi penyiar raddio itu untuk dakwah. Gimana mau dakwah kalau kita sendiri akhlaknya tidak baik sama rtu. Ironis kan?” jelas Pandu panjang lebar dan tinggi( emangnya bangun ruang). Faris masih diam. Lagi mikir kali ya? Tapi pan? Aku tak bisa mengerti untuk yang satuini. Masa sekolah aja harus ditentukan sama Abah. Maksa lagi. Itu nggak mugkin pan, emangnya Abah yang mau belajar?ini pelanggaran hak asasi manusia.!” ” iya untuk yang itu aku ngerti. Aku juga tidak mau kok dipaksa untuk kuliah ditempat yang aku rasa kurang minat. Tapi kamu haus bisa mengkomunikasikan keinginanmu pada Abah dengan baik. Istilahnya kamu jelasin visi misimu lah. Nah, ini belum juga menjeaskan dengan baik dan benar, emosinya sudah keluar duluan. Mana bis a meyakinkan ortu. Penampilan kamu saja sudah tidak meyakinkan! Yang pentig sekarang kamu pikirkan alasan kuat kamu memilih keputusanmu. Sok guru kamu, pan!” (Faris bete tapi kali ini betul-betultersentuh lho)juga diceramahain panjang lebar. Tapi ada benarnya juga sih kata-kata si Pandu. Tuh anak emang cerdas dan bijaksana. Eh malah mikirin si Pandu,lagi. Bukannya mikir tpi bagaimana baiknya menyelesaikan masalah sama Abah. Batin Faris ngoceh sendiri. ’gimana dapat dimengerti?atau mau tambahan penjelasan. Selanjutnya tarif konsultasi permenit dua ribu rupiah yah!”Pandu nyengr kuda. Puas.baru kali ini dia berhasil membuat sobatnya itu mikir. Biasanya sih susah banget. Abis dia kalahan sama Faris. Faris kan rada egois. Huu,siapa yang konsultasi sama kamu. GR!siapa suruh ngomong terus. ”Faris ketus”aku kan gak minta.!” Tung...Pandu terpukul berat. Heh Kok ada mahluk super egois plus jutek kayak gini ya?lagipula kenapa dia bisa sobatan sama makhluk aneh itu, Pandu heran sendiri. Nasib kali yah? Sabar....sabar.... Pandu gondok. Giliran dia yang cemberut Faris nyengir. ”katanya harus sabar, harus memahami.masa aru dikerjain dikit udah ngambk!gak bisa jadi konsultan dong?”Faris berusaha mencairkan suasaa.Pandu memang orangnya gampang luluh.jadi.... ”ah kamu ini ris, giiran aku yang mau marah,bisa saja mencegahnya.kalau begini kapan aku marah sama kamu?” ”katanya marah itu bikin cepet tua. Jadi mending gak usah marah kan?he..he...he...Faris tersenyum menang.pndu Cuma bisa geleng kepala.bisa saja tuh anak balikin perkataan orang. Nyesel ngasih nasehat sama Faris. ”tapi walau bagaimanapun aku tetap berterimakasih sama kamu pan.kamu emang sahabat baikku, asli. Thanks udah mau dengerin dan mau ngasih nasehat sekarang aku mau balik kita lihat perkembangannya. Moga saja Abah mau menerima alasanku. so, kita tetep bisa berjuang bersama, OK man? eh iya, lupa aku kan tamu. perasaan dari tadi aku belum dikasih minum. kejam amat! ”orang kayak gitu dibilang tamu?ambil saja sendiri. Manja!didapur ada bibi. Minta sendiri sana!”Pandu ogah-ogahan. “Masih ngambek ya?Faris terkekeh sambil berlalu kedapur”. Angin sepoy meniup jendela kamar Pandu. Diluar udara panas sekali. Suara deru motor baru saja memasuki garasi. Mama Pandu pulang bawa rujak. Sebelum pamitan Faris menghabiskan sebungkus jatah rujaknya. Pikiran sedikit ringan. Yang penting uneg-uneg dihatinya sudah keluar. Jadi dia tidak stress sendiri. Biar stressnya dibagi dua sama Pandu. Uhhh enak saja! ”Ummi ayo dong tolongin Faris. Bilangin keAbah. Rayu atau gimana kek,biar hati Abah luluh. Bantuian ya mi. Skali ini saja, pliz.mi!”Faris merengek menja. Kebiasaan jelek dihadapan Umminya muncul lagi. ”nanti kalau Ummi banyak kerjaan kantor Faris bantuin deh”. ”uhhh boong mi!jangan mau! ” sela Eva. Adik Faris yang kelas tiga SLTP itu muncul tiba-tiba. bak siluman. Seragam biru putihnya masih lengkap dengan tas anyaman pandan, jilbab mungil dan sepatu bootnya. ”husss...kamu anak kecil. Ikut-ikut nimbrung lagi.! Ini urusan orang dewasa tahu!” Faris kesal. Adik semata wayangnya itu memang sering nimbrung tanpa diminta. ”biarin! Orang Cuma kasih tahu sama Ummi kalau yang namanya Faris itu sukanya boongin orang. Wek!”Eva tidak mau kalah. ”boong apaan? Enak aja nuduh orang sembarangan!” Faris sewot. ” tuh kan, sedah dosa tidak merasa. Mana janji cokelatnya? Sudah sebulan tuh mi dia janji. Kalau tidak aku bilang semua rahasianya ke Ummi sama Abah. !” Eva mengecam. Matanya sambil melirik Ummi yamg bingung campur heran. ”rahasia? Memang ada apa kamu ris?”Ummi menatap Faris. Faris melotot kearah adiknya. Gemes. Hiih punya adik berandalan. Salah sedikit langsung nyerang. Eva cuma nyengir ngerasa menang. ” tidak kok mi. Itu sih akal-akalan sibandel saja. Dia sirik sama Faris. ” Eva hampir mau angkat bicara ketika Faris memberi kode dengan tangan. ”orang cokelat udah dibelikan juga. Tuh ada dimeja belajarku. Huh dasar!” Eva langsung kabur kekamar Faris. Sepatu boot plus kaos kakinya dibiarkan trtinggal berantakan didekat rak sepatu. Tas nyentriknya tergeletak nelangsa didekatnya. Ummi Cuma geleng-geleng kepala. Perhatiannya kembali tertuju pada Faris. ”jadi gimana mi? Tolong ya mi bilangin ke Abah. Soalnya kemarin Abah marah.Faris tidak berani mi.”Ummi terdiam sejenak. Serius! Faris menunggu reaksi. “kali ini bukannya Ummi tidak mau bantu. Ummi sudah berbicara sana Abah. Sebelim ini kamu memang kamu sudah pernah menjelaskan sama Ummi. Abahsepertinya cukup mengerti kamu. Justru Abah ingin melihat kedewasaan kamu. Kalau kamu terus megandalkan bantuan Ummi , iu tandanya kamu masih anak-anak. Belum mau menerima resiko terburuk dari cita-citamu. Bagaimana?” “yah Ummi tega banget. Kali ini saja. Yang terakhir. Lain kali kalau ada masalah sama Abah Faris selesaikan sendiri deh!” ” ris, setiap ada masalah kamu mesti kamu bilang begitu sama Ummi. Sekarang saatnya memulai menadi orang dewasa. Kamu harus mulai mencoba dekat sama Abah. Kamu harus mulai mengerti Abah.” Faris mulai menarik nafas. Kalau Ummi sudah menyatakan seperti itu, itu artinya dia memang harus berjuang sendiri. Ya, sudahlah!action must go on! Ba’da sholat isya Abah langsung keruang bacanya. Faris yamg sudah berusaha mempersiapkan mental untuk berbicara sama Abah masih juga diam . deg-degan. Ia berusaha mencari kata-kata yang pas untuk memulai. Sedang Abah malah masih anteng dengan bukunya. ”bah” Faris mendekati Abah yang masih terus membaca buku. Abah melirik. Kemudian ia meneruskan bacaannya. Faris sedikit ragu. Tapi ia harus segera bicara. Tak baik membiarkan Abah merasa marah lebih lama bisa-bisa mendapat jatah neraka dunia dan akhirat duluan. Hii ngeri!”bah” ulang Faris. Faris mau bicara. Hmmm...Faris minta maaf atas kejadian tadi siang.” ugkap Faris. ” maksud kamu””jawab Abah seperlunya. Ia masih menekuni buku ditangannya. Sabar Faris, dia kan orang tuamu. Jangan trepancing emosi, Faris menenangkan diri sendiri. Maksud Faris, Faris minta maaf sama Abah karena sudah biikan Abah marah. Abah tadisiang iini fais terdiam sejenak. Ia sedang memikirkan kata-kata yang tepat untuk menjelaskan maksudnya,. ” Abah memaafkan tidak?”tanya Faris kemudian.. Abah belum merespon. Faris menarik nafas panjang. ” ris, orangtua mana yang tidak memaafkan anaknya,” alhirnya Abah bicra. Faris sedikit lega. ”sebenarnya Abah juga salah. Abah mengerti, Abah tidak boleh memaksakan kehendak Abah pada nak-anak Abah. Tapi siapa lagi yang akan meneruskan perjuangan Abah?. Kamu tahu sendiri kan, keluarga kita ini keluarga kyai, keluarga ustadz. Kakek buyut kamu juga kyai cukup terpandzng tapi sekarang Abah melihat tak satupun anak anak Abah yang mengikuti.tak satu orang pun nak Abah yang terlihat mau meneruskan jejak itu.Abah khawatir ris. Siapa yang mau meneruskan amanah ini. Mungkin ini salah Abah juga. Salah dalam mendidik kalian....”Abah bicara panjang lebar.Faris tertegun sejenak. Merenugkan perkataan Abah. ” maafkan Faris, bah!selama ini mungkin Faris juga kurangterbun sama Abah. Sebenarnya Faris sudah jadi penyiar radio. Niat Faris juga untuk berdakwah. Kebetulan Faris lagi mengusahakan acara yang islami diradio itu.pendengarnya anak-anak muda. Faris pikir mengaa tidak berdakwah di radio?itu alasan Faris ingin kuliah dibroad casting. Faris ingin lebih faham lagi tentang seluk beluk penyiaran. Abah tahu kan sekarang ini anak-anak muda lebih senang mengikuti gaya hidup yang dibawa teve dan radio daripada nasehat orang tua atau guru.itulah alasan Faris tapi kalau Abah punya kehendak lain, mungkin memang Faris pengenmemang harus mempertimbangkannya lagi. Abah diam, tanpa reaksi. Mungkin dia sedang memikirkan kata-kata Faris. Faris malah jadi deg-degan tak karuan.soalnya walau bagaimana dia tetap belum siap kalau keputusan Abahnya adalah tetap mengirimnya sekolah di mesir. La khaula , keputusan Alloh yang ter baik. Do’a Faris dalam hati. ”ris kalau kamu sudah brepikiran begitu, Abah sebaiknya tidak memaksa. Abah yakin kalau kamu sedah dewasa dan bisa menentukan pilihan yang baik.tapi Abah tetap ada syarat untukmu. ”apa bah?” tanya Faris was-was.” “syaratnya kamu tetap harus memperdalam ilmu agamamu.Abah tidak mau kesibukan kuliah, siaran atau apapun membuat kamu tidak ngaji, tidak sholat berjama’ah. Abah tetap ingin melihat anak Abah menjadi seorang da’i!” Abah menekankan kata-katanya yang terakhir. Faris menarik nafas lega. Walau ada syarat dari Abah yang tidak mudah untuk dilaksanakan, tapi setidaknya kini Faris punya pilihan sendiri. insyaAlloh bah,. Dimanapun dan jadi apapun Faris, Faris akan tetap menjadi seorang da’i! Faris memeluk Abah.” Terimakasih, bah!hik…hik..jadi terharu. Udah ah…India banget. Ganti seting yuk!

Cari Pasangan

Berkat nasehat sobatnya, Pandu kini Faris benra-benar mantap untuk kecemplung didunia yang penuh dengan hingar bingar dan warna-warni gemerlap anak muda jaman ayeuna. Jadi penyiar. Bentar lagi Faris terkenal nih.hihihi...Husy!luruskan niat! Udah seminggu jalan Faris ikut pelatihan penyiar. Dunia broadcasting emang ternyata dunia yang menwarkan keasyikan tersendiri buat Faris. Soalnya dia bisa berekspresi dan menyalurkan potensi. Biar Cuma latihan siaran dan simulasai-simulasi doang, Faris sudah merasa enjoy banget. Nah, itu bikin Faris kelihatan menonjol dari peserta pelatihan yang lain. So...Faris berpikir, emang udah nasib kali yah harus jadi orang terkenal dimanpun dia berada. Hehehe ...ge-er, nih! Jadi perhaian orang terus. Dan seringnya diiriin sama banyak orang. (ups, jangan takbbur atuh, ris!). tapi itu semuia emang karunia Alloh yang harus disyukuri, betul kan? Waktu jadi ketua rohis, walau Faris sebenarnya tidak soleh-soleh amat(ngaku nih ye!), toh Faris mampu memimpin rohis dengan baik. Waktu itu, rohis jadi kebawa-bawa tenar. Diantar ekskul yang ada disekolah Faris, rohis jadi favorit anak-anak baru untuk gabung. Soalnya kegiatannya juga seru-seru. Tim nasyidnya juara satu terus kalu ada lomba antar SMU. Kajiannya juga dibikin gak ngebosenin. Pernah satu kali pengajian, gak Cuma ngundang ustad tapi juga ngundang personil grup band yang sangat terkenal dan asli dari jogja. Namanya sakti. Itu ulu waktu jadi ketua rohis. Nah sekarang, setelah jadi penyiar bakat entertainernya benar-benar muncul. Untungnya bakat Faris masih dibingkai oleh indahnya nilai islam yang emang indah itu. Jadilah banyak ide unikdari otak Faris. Termasuk idenya mau bikin acara nasyid khusus yang dipadu sama dunia pendidikan. Acara itu diusulkan saat workshop yang terahir minggu ini. Dan pihak radio terkagum-kagum dengan ide Faris yang cemerlang. Ide Faris untuk bikin acara JAYUS (’jam untuk yang suka science,’hehe...maksanih singkatannya!nggak papa ya?)ternyata menarik miat radio. Kata mereka sih acara itu idenya cukup unik, dan emang belum ada diseantero jagad raya ini. Plus namanya itu lucu banget. Faris sebagai orang yang memunculkan ide itu bertanggungjawab untuk menggodok lebih matang lagi konsep acaranya. Dan diperhitungkan materi apa saja yang bisa dimasukkan kedalamnya. Mirip mengolah makanan yang ditambahin bumbu penyedap disana-sini. Setelah dihitung-hitung dan dipertimbangkan, ternyata acara ini lebih enak kalau bisa dibawakan berdua. Dengan berdua acara akan terasa lebih hidup an santai. Itu pendapat Faris. Beberapa orang berpendapat enaknya acara ini dibawakan sendiri. Soalnya kan ada acara science alias keilmuan. Harusnya memang serius. Tapi beda pandangan Faris, menurut dia materi berat kalau dibawakan dengan berat bisa tambah berat. Malah tambah tidak ada yang mau dengar. Justru denga pembawaan yang santai itu, kita mengurangi kesan berat dari materi yang dibawakan, pendapat Faris waktu itu. Apalagi didalam acara JAYUS ini akan memaduakan antara keilmuan, agama dan seni. ”nah karena Faris ngotot mau acara ini dibawakan berdua, sedang orang yang jadi penyiar tidak ada yang cocok dengan karakter acara diradio jivo memang belum ada penyair yang kenal dengan nasyid sebelumnya, akhirnya Faris kebagian getah ulahnya sendiri. Giliran dia yang kebingungan harus mencari orang buat menemani dia, agar konsep acara yang dibuat duet itu bisa terlaksana. Dengan catatan dia adalah penyiar sukarela. Alias tidak dibayar. Soalnya piahka radio kan tidak mau rugi . tentu saja dengan syarat orang itu bisa jadi penyiar, faham agam dan suka seni juga. Aduh Ummi...., Faris jadi pusing sendiri. Emang sengaja kali ini Faris dibikin sulit. Bukan suudzon sih, tapi kayaknya teman-teman satu angkatan pelatihannya agak kurang suka pada sikap menonjolkan diri (ini penilaian mereka lho!) yang dilakukan Faris. Apalagi pakai bawa-bawa agama segala. Bebrapa dari mereka malah alergi dengan orang-orang yang rada ekstrim gitu. Tidak mau salaman. Kalau ketemu cewek pura-pura nunduk padahal mau. Ah, pkoknya menurut mereka itu rese banget.tapi bagi Faris itu sudah prinsip yang tidak boleh diganggu gugat. Yang penting ia masih bisa berakhlak baik pada mereka, hidup Faris...! Saat pulang pelatihan, Faris masih juga memikirkan urusannya itu. Masih ada waktu satu minggu untuk mencari orang yang tepat da cappable untuk jadi penyiar, mendampingi dirinya. Roni? Sekretarisnya dirokhis dulu. Cerdas sih, tapi terlalu pendiam. Faizin?Hmmm....pembawaannya terlalu serius. Nanti acaranya malah septi tabligh akbar. Gawat!kesan gaulnya bisa hilang dong. Siapa lagi ya...?Hmmm.....apri ....Dian.....nana....semuanya tidak cocok! Sebentar....!kenapa tidak Pandu saja?dia itu kan orangnya sudah kenal deket banget sama Faris ( wah KKn juga nih!). orangnya lumyan ngocol, prestasi keilmuan, jelas Faris kalah. Cuma satu kekurangan dia, mudah grogi. Agak cepat gugup. Tapi kelebihannya, dia tidak mudah putus asa. Dia pekerja keras, pejuang gigih. Faris yang sdang perjalanan pulang diatas motor hondanya segera berbelok kearah selatan, keraah rumah Pandu. Sore ini juga Faris harus bicara dengannya. rumah bercat putih itu terlihat sepi saat Faris sampai didepannya. Sebuah tombol putih kecil bergambar lonceng segera ditekan Faris. Tingtong.....! Tingtong.....! Tingtong.....! ”assalamu’alaikum!”teriak Faris menambahi bunyi bel. Tak lama kemudian makhluk ramah full senyum ningol dari balik pintu sembari membalas salam Faris. ”kamu ris, tumben tidak ada hujan tidak ada angin datang tanpa pemberitahuan?adaapa?” Faris segera disambut dengan sejumlah interogasi. Faris menjawabnya dengan cengiran mencurigakan. dia segera melenggang mengikuti Pandu yang telah lebih dulu masuk kerumah. ”tenang pan, aku tidak akan meminta sumbangan dalam bentuk dana bantunan atau barang jenis apapun. Sekarang saatnya tuan rumah menyediakan segala minuman segar untuk tamunya. Setelah itu aku kan bercerita dengan nyaman dan santai,” pinta Faris yang emang lagi kehausan. Pandu Cuma geleng kepala. Kebiasaan buruk, bisik hatinya. Tapi Pandu pergi juga kedapur.beberapa saat kemudian satu gelas penuh es sirup rasa nanas telah dibawa Pandu. ”makasih pan!Kmu memang sahabatku yang baik.emm begini...” bla...bla...bla... Faris segera menceritakan semua maksud dan tujuan dia datang kerumah Pandu. Dilengkpai sejumlah latar belakang alasan Faris memilih Pandu sebagai calon partnernya yang dicalonkan jadi partner bukannya terlihat senang malah terlihat pucat dan keringatan. Ada dua alasan yang membuat Pandu jadi begitu. Pertama Pandu tidak pernah membayangkan dirinya bakalan bisa jadi penyiar., sedang selama ini walau dia itu tergolong anak paling cerdas disekolah, tapi kalau urusan ngomong didepan publik Pandu lebih suka mewakilkan kepada sahabatnya, Faris. Semua orang tahu Pandu orangnya grogian. Pernah dulu waktu dia dibangku SLTP saat dia jadi ketua kelas, ibu walikelas menyuruh ngasih sambutan didepan kelas. Selama seminggu Pandu udah persiapan. Tapi pas pelaksanaan teks yang harus dibacanya hilang. Dan terjadilah pengalaman buruk itu. Pandu tak bisa berkata apapun didepan kelas. Dengan wajah pucat, keringat bercucuran. Sampai akhirnya ibu guru menyutuhnya duduk. Pandu malu sekali. Dan sejak saat itu ia tak ingin lagi tampil didepan umum. Takut kejadian terulang. Nah alasan yang kedua yang membuat Pandu jadi pucat adalah Faris. Sobatnya yang satu itu sudah milih orang pasti sudah punya alasan jelas. Pasti ada sesuatu. Pasti susah ditolak.pasti bakalan maksa....duh. Jadi sekarang saatnya Pandu mencari alasan paling tepat untuk menolak ajakan itu. Pandu diam sejenak untuk dapat mencari kata-kata dalam memulai acara penolakan. Tapi sebelum ketemu, Faris sudah ngomong duluan. ”tenang pan semua sudah aku pikirkan matang-matang.kali kamu tidak bakalan menyesal mengikuti permintaanku. Ini semua untuk kebaikanmu juga. Menurutku kesempatan ini adalah saat yang tepat untuk mengubah Pandu yang dulu menjadi Pandu yang baru. Pandu yang lebih hebat lagi.” ” tapi Ris, kamu kan tahu senditi aku tidak biasa ngomong didepan umum.” ”lho tidak biasa kan tidak berarti tidak bisa. Lagipula siapa yang mau ngajak kamu ngomong didepan umum. Kita hanya akan berbicara cerdua. Didalam sebuah ruangan distudio. Tidak ada beda saat kita bicara dikelas.” ”tapi...itu kan didengar banyak orang. ” ” tapi, kita tetap tidak tahu siapa yang mendengarkan kita. ” ”hmmm, ris aku harus memikirkannya dulu. Lagipula mama belum tentu mengikinkanku.” ” baik, aku beri waktu satu hari . sabtu minggu ini keputusan radio sudah harus jelas. Soal bicara dengan mama itu urusanku. Aku yakin mama akan mendukungmu. Aku tahu beliau juga ingin kamu terlepas dari masalahmu itu. Dan ini kesempatan baik untuk mencobasesuatu yang akan membuat kamu keluar dari masalah. Saatya kau menghadapi kenyataan hidup, man. Kamu tidak bisa terus-teruasan takut dan traum masa lalumu. ”saatnya bangkit!”Faris berapi-api. Pandu bengong. Alasan yang ia berikan kali ini salah total. Kalau sudah mama yang mendukug Faris berarti dia berada diposisi lemeh. Tapi disatu sisi Pandu sebenarnya sih ingin berubah. Lebih percaya diri seperti Faris, tapi.. Pandu tahu Faris ingin membantunya mengatasi masalah dirinya yang dari dulu tak ada habis-habisnya itu. Grogi bila menghadapi publik. Dan memang benar Faris berniat mmbantu paandu untuk terlepas dari dunia Pandu itu. Pandu harus dikeluarkan dari zona aman dia selama in. Bersembunyi dibalik layar. Lagipula ini sebagai balas budi Faris atas nasehat-nasehat bijak Pandu selama ini yang sangat menolongnya. Giliran Faris membantu sahabatnya itu keluar dari masalahnya. Faris akan mencobanya. Setelah segalanya dianggap cukup Faris segera pamitan.Pandu yang masih trlihat bingung mengantarnya sampai ke gerbang rumah. Rumah Pandu sepi lagi. Mama dan papa Pandu belum juga pulang. ”tunggu apalagi? Saatnya kita akn ulai latihan!waktu kita hanya ada seminggu kurang aku yain kamu mampu.OK!setelah satu minggu kamu harus mengikuti tes kelayakan jadi penyiar. Pihak radio sebenarnya menawarkan penyair dari mereka. Tapi aku tidak yakin dengan idealisme mereka pada dakwah. Jadi aku mengajukanmu sebagai calon pasangan siaranku. So sekarang kamu adalh partner jihadki diradio nanti.jadi kamu harus lulus uji kelayakan sebagai penyiar. Kamu harus lulus, OK! ”Faris terus meyakinkan Pandu. ”Hmm tapi ris, nanti aku harus bicara apa distudio.? Pandu masih bertanya kurang yakin. ”pokoknya kita bicara seperti kita ngobrol dikelas. Bercanda seprti biasa. Materi yang kita perbincangkan juga masih sama seputar pelajatan. Hanya ada tambahan selingan nasyidnya. Satu hal lagi u ntuk tips-tips belajar baik. Rumus cepat dan lain-lain. Kamu kan paling menguasai tuh. So...itu bagian kamu untuk menceritakannya. Mudah kan bagimu? Kamu kan ahlinya dalm hal begiatuan. Itu juga sih alasanku mengajakmu jadi partnerku hehehe.”Faris nyngir. Pandu agak cemberut, kini dia tahu alasan paling tepat kenapa Faris mengajaknya. Tapi tidak apa-apalah kan saling bantu. Akhirnya mereka mencoba berlatih distudio, atas ijin pihak radio. Beberapa aturan pembicaran diperkrnalkan Faris pada Pandu. Kalimat pembuka dan penutup acara. Sapaan untuk pendengar. Nomor telepon, dan hal-hal teknis yang harus dihafal oleh Pandu dalam memandu acar diradio segera diajarkan Faris. Dan memang tidak terlalu sulit. Cukup ketenangan dan enjoy saat bicara, semua keadaan akan baik-baik saja saat siaran. Dan satu hal penting dalam siaran, materi yang dibawakan harus benar-benar telah dipersiapkan dengan matang. Informasi-inrormasi yang mndulung acra harus benar-benar komplit dan siap. Untuk kesimpulan sementara dalam latihan, Pandu merasa siaran diradio tidak terlalu sulit. Waluun masih ada rasa deg-degan saat mnghadapi mix. Seminggu telah berlalu. Sudah satnya mengikuti tes kelayakan. Seperti tes yang dijalani Faris dulu. Pandu akan dipersilahkan memasuki ruang siaran. Diberi beberapa teks bahasa indonesia dan bahasa inggris. Pandu terlihat pucat dan tegang. “ris, sebaiknya aku tidak jadi ikut saja ya. Rasa-rasanya aku mau pingsan menghadapi tes ini, aku grogi sekali, ” keluh Pandu. ”tariklah nafasmu dalam-dalam. Tenangkan hati. Jika kamu merasa grogi anggap itu sebagai hal wajar. Itu sama sekali bukan hambatan bagimu untuk menjadi penyiar hebat. Grogi adalah bagian dari pembelajaran itu sendiri.semua ketakutan itu wajar bagi semua pemula.tapi satu hal yang tidak boleh terjadi.apalagi bagi mujahid dakwah seperti kamu, menyerah sebelum mencoba. Ingat baik-baik, grogi, takut dan perasaan lain yang mengganggu itu wajar. Tapi jangan sekali-kali menyerah. Itulah kekalahan yang sebenarnya. ” Faris terus berusaha menguatkan Pandu. Pandu mencoba mencerna kata-kata sahabatnya itu. ”bagaimana perasaan mu sekarang?”tanya Faris lagi. ”gawat nieh ris, dari tadi aku deg-degan terus, hatiku kok gak bisa tenang ya?” ”deg-degan itu wajar. Kalau tidak kamu bisa mati!”Faris menjawab enteng. Mencoba memberi suaan santai pada Pandu. ”malah bercanda, serius nih. Aku muali gerogi lagi. “Pandu kesal. “tenang anggap saja ini latihan biasa. Tidak ada bedanya kan? Kalau masih tidak tenang tarik nafas lagi dalam-dalam. Terus menguaplah besar-besar. Tapi jangan tidur!bener lho, ini saran dari seorang bintang film. Udah pokoknya jangan dipikirkan. Tap jalani saja. Nyantai aku yakin setelah ini kamu bakalan suka. Apalagi nanti kamu jadi terkenal hehe.” ”Husy! luruskan niat. Kita disini kan bukan cari terkenalnya. ” ”nah kamu tahu, itu dia yang bisa bikin kamu tidak rogi. Niat ikhlas karena Alloh. Jadi hilangkan atakut akan penilaian manusia , aku yakin dengan kekuatan imanmu. Sekatang ini kita bukan mencari muka dihadapan mnausia. Tapi dihadapan Alloh. Jadi mengapa harus grogi dn takut terhadap penilaian manujsia. Jadi sambil belajar menghilangkan grogi sekalian sambil belajar ikhlas. Tul kan?” ” iya, juga ya?” ”sudah sekarang masalah groginya kita lupakan terlebih dahulu. Soalnya jam testingnya sudah semakin dekat. Kamu siap kan? Are you ready, man?” ”OK!Allohu Akbar!”Pandu memekik kecil. Pandu mulai memasuki studio siaran. Headphone sudah dipasangkan. Mix telah siap didepan wajahya beberapa lembaran teks ada ditangannya . keringat bercucuran sepertinya rasa grogi dalam dirinya belum punah semua. Dari luar Faris memberi kode acungan jempol. Lalu menunjuk bibirnya yang tersenyum. Mas dimas yang akan mengoperatori telah siap. Dua oran penyiar senior mengamatiPandu dari luar ruang siaran. ”Pandu menarik nafas dalam-dalam. Lalu menatap sobatnnya yang sedang melihatnya. Pandu tersenyum dan mulai membaca teks ditangannya. ”assalamu’alaikum jivoicer semuanya. Senang sekali Pandu bisa menemani kaliann disore hari ini...”Pandu membuk acaranya. Terkesan masih agak lamban dan kaku. Pandu agak terlalu berhati-hati. Faris agak terlihat gelisah waktu itu. Hampir-hampir dia tidak bisa menahan diri untuk memberitahu Pandu lewat kode tangannya . tapi tatapan curiga pengui Pandu membuat Faris tidak meneruskan tindakannya. Lagipula sebenarnya tndakan itu hanya akan membuat buyar lonsentrasi Pandu pada teks. Akhirnya Faris hanya berdo’a agar Pandu segera sadar atas sedikit kekurangannya itu. Saat Pandu membacakan teks info ditangannya, suaranya cukup bulat dan sempurna. Lebuh baik dari bagian pembukaan acara yang lamban dan kaku. Keringat dikning Pandu brcucuran walau ruangan studio itu ber AC mungkin Pandu terlaolu tegang. Hingga acara testingn itu pun berlalu. Pandu berhasil melewatinya walau dengan susah payah. ”keputsan akan diberika pada hari rabu, dua hrai dari sekarang. ”tegas pak narsa yang bertanggungjawab akan penerimaan penyiar baru. Faris dan Pandu hanya mengangguk. Alhamdulillah satu tahapan telah dilalui. Walau entah nanti apa hasilnya.

Kesempatan Seri Dua

Sudah satu minggu berlalu sejak pengumuman itu. Kehidupan Faris juga sudah normal lagi. Obsesinya untuk jadi penyiar, sementara ini dia lupakan. Tidak ada ngoceh sendiri didepan kaca. Tidak ada lagi sogokan buat Eva. (padahal, cokelat yang dijanjiin kemarin juga belum dibeliin, lagi bokek nih) Pertempuran agak sebgit seekali terjadi., karena Eva masih tetap menagih janji Faris. Korbannya? Bantal giling terbang., kursi berjungkal, kamar gaya kapal pecah dengan posisi buku dan barang lain ancur-ancuran. Ya, paling minimal terjadi polusi suara besar-besaran diseluruh ruangan akibat teriakan Eva yang menyerang Faris. Super dahsyat, untungnya tidak sekuat lengungan poaus biru, masih tetap aman buat telinga normal. Jadi Faris adem saja. Paling-paling Ummi yang dibuat sibuk karena ulah mereak berdua. Lantas bekerja keras medamaikan mereka berdua. Kalau sudah Ummi turun tangan terpaksa Faris harus mengalah. Soalnya Faris kasihan sama Ummi. Walau bagaimanapun jika terus dilayani, perang melawan Eva tidak akan ada habisnya. Apalagi kalau sudah perang mulut. Eva emang jagonya. So, mending ngalah untuk menang kan?lagi pula waktu Faris harus diluangkan untuk persiapan SPMB. Meras otak sampai saripatinya, biar semua jawaban soal bisa nempel dikepala. Waktunya ujian sudah semakin dekat. Sekalian melupakan soal kekecewaan soal seleksi itu. Soal curang atau tidak seleksi penyiar itu. Faris sudah tidak mau tahu. Kalaupun dipikirkan, Cuma buang-buang energi. Bikin porsi makan tambah banyak, tapi tetap tidak tinggi-tinggi. Kan Ummi yang rugi!mendingan buat mikirin soal-soal ujian. Tujuannya jelas, biar lulus perguruan tinggi negeri yang favorit. Aamin(lanjut deh, ris perjuangan nye geber abis sampe pagi!). Malem minggu Faris masih tekun ngotak-aktik soal latihan SPMB. Lagipula suasan cukup mendukung. Hidup masih jomblo tidak ada pilihan lain. Pacaran? Tidaklah jreng!soalnya bagi para ikhwan wal akhwat yang mo berislam secara kaffah , kan harus ngerti kalau pacaran itu tidak boleh sebelum nikah. Nikah dulu baru pacaran. Itu prinsip Faris. (deu, ikhwan sejati euy!) Mas hafid tidak dirumah,. Dia sudah tinggal landas dari rumah sejak sore tadi. Biasa malam minggu seringnya anak muda kelayapan cari calon istri. Padahal belum dicari yang ngantri sudah banyak. Tuh orang emang kerjaannya keluyuran. Eva lagi anteng nonton acara kesukaannya. Setelah sekian lama bertelepon ria bersama konco-konconya. Gosip sana-sini sebagai agenda rutin malam minggu Eva. Untung tidak ngikut bakat kanmasnya yang paling tua keluyuran, wah bisa berabe! Ummi lagi ngisi kajian ibu-ibu dimasjid kampung. Paling pulangnya agak malam. Sedang Abah seperti biasa sedang keluar kota tepatnya ke bandung. Katanya sih sedang mengurus penerbitan buku-buku tulisannya. ”jadi seharusnya malam ini adalah malam yang sangat kondusif untuk belajar Faris.” Tapi sudah hampir 5 menit suara telepon berdering, dan tidak ada yang mengangkat. Eva yang berada diruang tengah yang jelas-jelas berada lebih dekat dengan telepon, tidak juga mau mengangkat telepon. Entah acara apa yang dia lihat sehingga dia terhipnotis. Panca inderanya hanya bisa ia pakai untuk menonton acara teve. Faris mulai agak jengkel. Kalau menurut hitungan film kartun, otak Faris suhunya sudah sampai 100 derajat celcius. Telinganya sudah berasap saking jengkelnya. Ditutupnya buku setebal 400 hlaman yang berisi kumpulan soal-soal itu. Dibukanya pintu kamar yang sedariu tadi dikuncinya. Kakinya segera melangkah keruang tengah. Baru tangannya akan menagangkat gagang telepon. Dering itu berhenti. Faris mangkel bukan kepalang. Dalam hitugan detik bom dikepalanya berubah menjadi ledakan dahsyat. Evaaaaaaa....! begitu bunyi bomnya. Tapi yang diledaki bom hanya menoleh sesaat kemudian kembali cuek. ” nonton apa sih kamu?”masa dering telepon sekeras ini tidak kedengaran?!teriak Faris lagi kesal. Yang ditegur masih tetap mengalihkan pandangan pada teve. Sekilas Faris melihat cara tevenya. Mak.!film india .”ya ampun, film gitu aja diliatin. Pake nagis lagi.!norak banget sih anak satu ini. !”komentar Faris rada pedas. Kesal campur ingin tertawa melihat Eva bercucuran air mata didepan teve. Terang aja yang dikomentarin tidak terima. Serangan balik segera dipersiapkan. amunisi serangan dahsyat secara otomatis bermuncualn. Apalagi sang musuh sudah memasuki wilayah terlarang. Mengomentari hobi pribadi Eva. Eva sedang khusyuk menikmati alur cerita yang menurutnya menyayat hati. Adegan raja sedang membuktikan kesungguhan cinta pada rada. Tapi rada belum juga percaya.(tahulah adegan film india yang nari sambil muter-muter pohon itu. Terus ujan-ujanan). Eva kecewa. Coba kalau Eva yang jadi rada, pasti Eva sudah menyambut ungkapan cinta raja padanya. ”mas Faris, diam dong!” ledakan Eva sengit. Matanya masih menatap teve. Masih berkaca-kaca. Ihh...lihat kayak gituan nangis.”goda Faris belum puas. Tapi komentarnya segera terbalas dengan berbagai serangan balik. Segera meninggalkan Eva yang belum selesai dengan ocehannya. ”hallo assalamu’alaikum!ya betul Faris, saya sendiri...,”ujar Faris setelah menempelkan gagang telepon ketelinga dan tidak menghiraukan Eva. Yang sidah terlihat lelah mengoceh. Mulutnya sudah berbusa-busa. Eva kembali mengalihkan perhatiannya pada teve. Tapi ia kecewa. Berkat gangguan kakaknya, ia kehilangan momen ending pada film yang ditontonnya dengan penuh penghayatan selama hampir tiga jam itu Faris sendiri terlihat begitu serius menanggapi telepon yang diterimanya. Sesekali wajahnya berbinar cerah. Nyaris menyamai bulan purnama yang benderang diluar(hiperbol banget!).lain waktu wajahnya berkerut kusut seperti benang salah pintal dengan wajah berkerut keriput. Eva yang sudah dibuatnya kecewa, tentu saja ingin tahu urusan kakanya itu. Siapa tahu ada proyek pungli (pungutan liar ) lagi. Apalagi dua cokelat yang dijanjikan kemarin belum terealisasikan juga. So, perlu investigasi tambahan untuk mengetahui lebih banyak rahasia kakaknya itu. Agar tekanan padanya bisa diperkuat. Jadi upeti dua batang cokelat paling mahal bisa segera ditunaikan. Kalau bisa sih ada upeti tambahan. Selesai menerima telepon, Faris telihat mondar-mandir seperti setrikaan yang dipakai untuk menggosok pakaian. Kemudian sesekali berhenti.lalu ia memencet hidungnya yang sederhana. Lain waktu ia menggigit bibr, kemudian selanjutnya menarik telinganya. Ada juga acara mengurut-urut keningnya. Menurut cerita sih, dia lagi pusing campur bingung. Tapi entah kenapa adegan yang diceritakna seperti itu. (hehe...yanjg nulis lagi bingung milh adegan). Sedang Eva yang sedari tadi memperhatikan tingkah aneh sang kakak, mulai mencium kesempatanbaik untuk melancarkan rencana tadi. ”lagi bingung ya? Hihihi!”Eva bertanya sambil menyeringai jahat. Mukanya tiba-tiba lebih mirip nenek sihir yang punya taring dua dimulutnya. ”suadah tahu nanya!” jawab Faris singkat(adegan fais diatas masih tetap berlangsung, kalau lupa baca lagi keatas!) ”ya sudah, sukurin kalau gitu!orang adiknya mau perhatian, malah dibentak!huuu..., kakak apaan kayak gitu.?bibir Eva langsung monyong lima senti. Untung adiknya si Eva yang cantik, baik hati, sopan, santun lagi penyayang. Coba kalau yang lain?”oceh Eva lagi, ajaib. Faris segera menutup telinga. ”Hentikaaaaan!”teriaknya. Eva nyengir puas. ”iya...iya...tenaglah. jangan histeris begiu kalau dengar fakta bahwa adekmu ini punya banyak kelebihan. Yang jelas itu baru sebagian kelebihannya. Soalnya ada kelebihan adikmu yang lebih penting. Mengorek semua rahasia kakaknya. Aku tahu masalah mas Faris apa. hehe..., jangan pucat ya!kemungkinan, hutang cokelat bisa bertambah jika kerahasiaan mas Faris ingin dijamin tidak bocor pada pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab. Atau pihak yang tidak diinginkan. Dalam hal ini kakakku yang baik boleh memilih. Bagaimana?”jelas Eva menirukan seorang detektif dikomik yang sering ia baca. Bikin Faris langsung terserang anemia. Disekolah Faris masih terlihat bingung. Ciri-cirinya masih sama, mondar-mandir mencet hidung. Tarik telinga terus memijat keningnya.sampai-sampai seisi sekolah pada bingung dengan ulah mantan ketua rohis tahun kemarin itu. Untung Faris punya sobat yang paling mengerti luar dan dalam(dih!emang rumah?). siapa lagi kalau bukan panu.(eh,keseleo ngetik deh ^_^, Pandu maksudnya).dia tahu gelagat Faris. Kalau sudah kayak gitu, berarti dia lagi kebingungan. jadi tanpa ragu dan sungkan Pandu segera bertanya sama Faris sambil memegang tangannya, biar tidak mondar-mandir terus. ”ris, kamu lagi bingung ya? Pengen kawin?dengan penuh simpatik, belas kasihan dan niat baik Pandu mengajukan pertanyaan pertamanya yang langsung disambut HOT oleh Faris. ” ni anak tidak boleh lihat orang bingung pasti tanya soal kawin? Ini soal lain dab!”nada suara Faris hampir sepuluh oktaf saking keselnya (wah ngalahin merauah carey, euy)yang dikeselin tetep santai. ups, jagalah hati jangan cepet marah. Jagalah hati biar bingung jangan prustasi,”senandung Pandu dengan suaranya yang masih sedehana. ( ini bahasa lain dari fales, he..he.. kalu ini penglaman asli penulis. Kacian deh lo!) walau Faris agak tidak tega mendengarnya tapi nasehat sahabatnya itu masuk juga kehatinya. Masak sudah ngaji sekian lama, emosinya tidak bisa dijaga. Maluuukan? Emang benar, biar lagi bingung, harus ttap jaga hati. Akhirnya tanpa dimintalebih lanjut sama Pandu, Faris segera curhat.. ”gini pan, kemarin pas mala miggu aku dapat telepon di radio Jivo tempat aku ngelamar jadi penyiar itu. Yang waktu itu aku tidak lulus. Ingetr kan? ” jkali ini Faris serius dan Pandu tekun mendengarkannya. Nah, mereka mengabarkan kalau salah satu peserta seleksi yang lolos kemarin itu mengundurkan diri. Soalnya dia dilarang sama ortunya. ” trus kamu disuruh kjadi tambalnya?” ”ya begitulah,. Disatu sisi aku senang sih jadi penyiar. Tapi ada ada rasa mangkel juga. Tapi yang paling bingungin dan bikin aku harus mikir seratus kali, aku harus ikut training dulu selama dua minggu. Itu kan waktunya mepet ke SPMB. Jadi bagimana dong?bisa berabe!jelas-jelas Abah bakalan tidak setuju nih. So, aku harus cari alasan. Kesempatan ini tidak dua kali datang. Jadi aku harus gimana ni?” ”wah kalau aku sih mending langsung terima tuh...soalnya itu kan susdah cita-cita.Hmmm...tapi...SPMBnya gimana ya? Gimana dong? Pandu malah balik betanya. Faris jadi tambah bingung. Sebentar mereka diam. Mikir kali ya? ”oh...iya... Aha...!tiba-tiba Pandu berteriak. Faris ampe loncat dari tempat duduknya. ”huh, ni anak...iya sih, iya tapi jangan teriak gitu. Kaget tahu! ” Faris mengelus dada. Jantung nya yang Cuma satu terasa berdetak sepuluh kali lebih cepat dari waktu normal. ” sory fren! Gini aku punya ide, eh, bukan...semacam pendapat. ” ” gimana ?” kemaren aku kan baca bukunyab satria hadi lubis, yang Breaking the time itu. Kata dia kalau kita mau hidup sukses kita kudu hidup sesuai visi dan misi. Nah, kamu sekarang punya visi dan misi hidup tidak?terus prioritaskan hal-hal yang bisa mendukung visi misi hidupmu. Gitchu. So, jadi penyiar kan udah jadi cita-citamu dari dulu, coba deh kamu itung untung ruginya kalu kamu menerima tawaran itu. En janganlupa satu hal, setiap pilihan harus diadasarkan atas mengharap ridho Alloh. So, kamu sholat istikhoroh dulu sebelum mutusin terima atau tolak. Aku cukup bijaksana kan sebagai seoramg sahabat?”Pandu mengahiri pembicaraan penuh dengan kebanggaan. kali ini Faris tidak bisa menolak untuk mengakui. Akhirnya mereka mengakhiri obrolan mereka dengan pergi kekantin bi emoh. Semangkok bakso telah terbayang diotak masing-masing. Hmmm, nikmat juga.