jejak langkah

Sabtu, 22 Agustus 2015

Anak-anak dan Pekerjaan Rumah (Bagian 2)

Melihat masalah anak-anak dan pekerjaan rumah ini, saya jadi berpikir. Sepertinya orang tua harus siap mental deh agar anak-anak selalu terlibat dalam aktivitas pekerjaan. Agaknya itu wajib dipahami seluruh orang tua. Mental yang siap untuk menerima keberadaan anak-anak di samping kita itu akan berpengaruh terhadap bagaimana kita bersikap pada anak-anak.

Mental cukup? Sepertinya tidak. Perlu ada skenario agar anak-anak terlibat dengan aman dalam pekerjaan kita. Dari pengalaman kalau anak-anak diberi peran yang menarik dan diinginkan mereka, mereka anak aman bersama kita. Misal saat mencuci karpet, mereka kebagian nyemprot atau gosok. tapi jangan harapkan pekerjaan mereka bagus dan sesuai. Yah namanya juga anak-anak. Yang jelas pasti apa yang ditangan mereka akan dibat mainan oleh mereka. Dan biasanya apa yang diperbuat orang tua itu pula yang diinginkan oleh anak-anak, jadi siapkan saja semua alat dobel-dobel. Biar tidak rebutan. Apa lagi jika pekerjaanya sedikit mengandung resiko bahaya seperti mencuci karpet atau motor. Untuk pekerjaan yang agak beresiko seperti memotong-motong lebih baik beri anak kesempatan anak mencoba dengan panduan penuh dengan kita. biasanya mereka itu cuma penasaran kok, mau ngerasaain gimana cara melakukan sesuaitu. Dua tiga kali paling mereka sudah mulai tertarik hal lain. bisa jadi di saat itu bisa diarahkan untuk melakukan hal lain. Misal tadinya sedang memotong brokol dengan pisau, minta saja mereka mencuci brokoli yang telah dipotong. Jadi mereka pun beralih pada pekerjaan yang lebih aman. Sementara kita meneruskan pekerjaan.
Percayalah, ternyata melibatkan anak-anak dalam pekerjaan kita itu lebih singkat dari pada kita menolak dan bertengkar atau marah-marah sama anak balita kita karena mereka ingin ikut nimbrung pekerjaan kita.

Repot? Pasti..tapi itu jauh lebih baik dari pada anak-anak kita diasuh tv atau menagis sedih karena kena semprot orang tua yang marah karena merasa terganggu. Semoga dengan begitu anak-anak kita mencintai segala urusan rumah tangga, terampil dalam bekerja dan yang terpenting lagi sayang sama ayah budannya. amiiiin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar